Negeri kaya ini memang seperti tidak punya batas untuk dijelajahi. Jika sering mendengar kalimat "dari Sabang sampai Merauke", maka tidak ada salahnya mencoba mengeksplor dari ujung Barat, tepatnya di Sabang, sebuah kota di Aceh dengan Pulau Weh sebagai pulau terbesarnya. Menempuh penerbangan tiga jam dari Jakarta ke Banda Aceh (biasanya transit di Medan), Urbanesian tidak akan kecewa dengan perjalanan ke ujung Barat ini. Sesampainya di Banda Aceh, segeralah menuju ke Pelabuhan Ulee Lheu dan bersiap menyeberang ke Pulau Weh.
Ada dua jenis kapal yang bisa Urbanesian pilih, kapal cepat sekitar 45 menit (kisaran harga Rp65.000,00-Rp95.000,00) atau kapal lambat selama 90 menit (kisaran harga Rp20.000,00-Rp45.000,00). Urbanesian bisa mengecek jadwal dan harga kapal di sini:santai-sabang.com/index.php/how-to-get-here tapi sebaiknya tetap rajin bertanya pada petugas di pelabuhan untuk ketersediaan tiket. Setibanya di Pelabuhan Balohan Sabang, Urbanesian bisa menyewa mobil untuk digunakan selama di Sabang atau naik angkutan umum (kisaran harga Rp5.000,00) dan taksi dengan tarif Rp20.000,00-Rp25.000,00.

Area penginapan Freddies
Penginapan di kota Sabang sendiri terbilang cukup banyak dan tersebar di titik-titik wisata yang sering dikunjungi wisatawan dengan didominasi turis asing. Seperti misalnya dua tujuan paling diminati adalah Pantai Sumur Tiga, Tugu Nol Kilometer, Pantai Iboih, dan Pulau Rubiah untuk snorkeling.
Sabang yang diungkapkan sebagai kependekan "santai banget" oleh penduduk setempat, memang secara harafiah menggambarkan kondisi kota ini sekarang. Di Sabang, Urbanesian tidak akan menemui kemacetan di jalan raya, bahkan lampu merah dengan antrean panjang yang menyita waktu. Maka, jika Urbanesian ingin menikmati hidup dengan santai sejenak, Urbanesian bisa memilih Pantai Sumur Tiga yang berpasir putih, banyak pohon kelapa menjulang, dan air laut jernih dengan ombak yang menggoda.

View restoran Freddies
Freddies adalah pilihan tempat menginap yang banyak sekali direkomendasikan baik turis lokal maupun asing yang menginap di Sabang. Diambil dari namanya sendiri, Freddie Rousseau, pria berkebangsaan Afrika Selatan ini mendirikan penginapan dan restoran di tepi pantai yang bernama Pantai Santai Sumur Tiga.
Lokasi yang cantik, menjorok langsung ke tepi pantai dengan view laut lepas, Freddies jelas menjadi pilihan favorit untuk bersantai di Sabang. Terdiri dari 13 bungalow yang semuanya menghadap laut, lengkap dengan balkon danhammock jaring menambah syahdu momen menghabiskan waktu di pulau terbarat Indonesia ini.

whatta good view, huh?
Best view pantai ini adalah saat sunrise. Matahari muncul bulat-bulat dari langit yang awalnya ungu di waktu subuh (waktu terang di Sabang dimulai dari jam 6 bahkan 7 pagi) sehingga menjadi waktu yang pas bersantai di balkon kamar atau turun sarapan ke restoran dengan view terbaik dan menu makanan homey yang seringkali dimasak sendiri oleh Freddie.

Balkon di setiap kamar Freddies

Kondisi kamar tidur dan kamar mandi di Freddies
Kisaran harga kamar yang tidak terlalu mahal juga menjadi daya tarik utama mengapa banyak yang jatuh hati dengan Freddies dan betah berlama-lama menginap di sana. Satu bungalow untuk dua orang, tanpa AC (karena angin sepoi-sepoi dari jendela kamar adalah sensasi menginap di sini!), air galon dan bahan minuman hangat seperti kopi, gula, teh juga kamar mandi dan toilet yang bersih dan perlengkapan mandi hanya dibandrol Rp290.000,00 (belum pajak) dan sarapan pagi Rp35.000,00/orang.

Freddies achievement!

tempat nyaman, makanan lezat, dan kru yang hangat
Banyak tamu yang senang menghabiskan waktu makan malam di restoran atau turun ke pantai mengadakan pesta kecil. Semua kru Freddies yang melayani tamu di sini adalah penduduk Aceh asli dari berbagai daerah yang sangat ramah dan memberi kesan kekeluargaan yang hangat. Menikmati area penginapan, restoran, dan pantai pribadi di Freddies adalah salah satu cara menikmati hidup yang harus Urbanesian coba di Sabang, Indonesia.
Temukan info lengkap tentang Freddies dan potongan harga menarik di santai-sabang.com. Have a good life!
Sumber foto:
Dokumentasi penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar