Rabu, 23 Juli 2014

Joko Widodo Dan Jusuf Kalla Presiden Dan Wakil Presiden Sah Republik Indonesia

http://www.suarapembaruan.com/home/joko-widodo-dan-jusuf-kalla-presiden-dan-wakil-presiden-sah-republik-indonesia/60566




Selasa, 22 Juli 2014 | 21:38
Hari ini, Selasa (22/7), Bangsa Indonesia telah memiliki presiden dan wakil presiden terpilih yakni Joko Widodo dan Jusuf Kalla.  

Gubernur Jakarta itu dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden dan akan memimpin Indonesia berikutnya, setelah melewati pemilu paling keras dan penuh intrik.  

Di tengah tekanan kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa  untuk menunda hasil pemilu, dan diikuti penarikan diri dari seluruh proses satu jam menjelang pengumuman, Komisi Pemilihan Umum (KPU) akhirnya mengumumkan bahwa Joko Widodo-Jusuf Kalla terpilih sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia untuk lima tahun ke depan.  

Berdasarkan perhitungan resmi KPU, perolehan suara pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebanyak 62.576.444 suara, sedangkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla memperoleh 70.997.833 suara.  

Ketua KPU, Husni Kamil Malik di Jakarta, Selasa, membuka penetapan presiden dan capres terpilih dengan membaca perolehan suara per provinsi.  

Pembacaan sempat terhenti karena capres terpilih Joko Widodo memasuki ruangan sidang. Suasana pun gemuruh, terutama insan pers yang sibuk mengabadikan momentum tersebut.  

Seusai membaca rekapitulasi per provinsi dan luar negeri, Ketua KPU pun menanyakan kepada saksi, “Apakah hasil rekaptiulasi yang saya bacakan sudah sesuai dengan catatan para saksi atau ada yang masih kurang?” Para saksi pun menjawab sudah sama.  
Ketua KPU kemudian bertanya kepada Bawaslu, “Apakah rekapitulasi yang saya bacakan telah sesuai dengan catatan Bawaslu?” “Alhamdulilah sama,” kata Bawaslu.  

“Kalau sama, maka tidak perlu bertanya lagi DKPP, karena tidak berselisih,” kata Husni Kamil yang disambut tertawa hadirin.  

Acara kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara penetapan hasil penghitungan suara setiap provinsi dan luar negeri. Penandatanganan dilakukan para komisioner dan saksi pasangan calon.  

Kemudian dilajutkan pembacaan Keputusan KPU soal hasil rekapitulasi suara nasional presiden dan wakil presiden terpilih untuk periode 2014-2019.  

“Pasangan capres dan cawapres nomor urut 1 Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa sebanyak 62.576.444 suara atau 46,85% dari suara sah nasional. Pasangan calon presiden dan cawapres nomor uru t 2 Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebanyak 70.997.833 suara atau sebanyak 53,15% dari suara sah nasional,” kata Husni Kamil.  

Salinan keputusan kemudian diserahkanke Pimpinan MPR, Pimpinan DPR, Pimpinan DPD, Ketua Mahkamah Agung, Ketua Mahkamah Konstitusi, Presiden RI, pimpinan parpol atau gabungan parpol pengusung  pasangan calon, pasangan calon presiden dan calon wakil presiden terpilih.  

Acara kemudian ditutup dan lima menit kemudian dibuka kembali untuk penetapan pasangan capres dan cawapres terpilih dalam Pilpres 2014.  

“Berdasarkan Surat Keputusan No 536/KPPS/KPU2014 tentang  penetapan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden terpilih dalam Pilpres 2014, Nomor urut 2  Joko Widodo dan Jusuf Kalla dengan perolehan suara 70.997.833 suara atau 53,15% dari total suara sah nasional, ditetapkan sebagai presiden dan wapres terpilih periode 2014-2019,” kata Ketua KPU Husni Kamil Manik.  

Sebelum penetapan pemenang Pilpres 2014, kubu Prabowo-Hatta menolak melanjutkan proses pemungutan suara dan memerintahkan seluruh saksi dari pihaknya mundur dari proses KPU.  

”Kami menolak hasil pemilihan presiden 2014 yang cacat hukum, dan karena itu kami menarik diri dari proses yang sedang berlangsung,” kata Prabowo saat konferensi pers tanpa didampingi Hatta Radjasa.  

Prabowo beralasan pemilihan umum ini berlangsung tidak demokratis, dan karenanya ia tidak bersedia ikut melanjutkan tahapan pilpres.   

Anak Tukang Kayu
  

Jokowi lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 21 Juni 1961. Kini i Jokowi yang berumur  umur 53 tahun adalah politikus Indonesia dan Gubernur DKI Jakarta.  

Ia adalah mantan Wali Kota Surakarta (Solo) dari tahun 2005 sampai 2012 didampingi F.X. Hadi Rudyatmo sebagai wakil wali kota.  

Dua tahun menjalani periode keduanya di Solo, Jokowi ditunjuk oleh partainya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) untuk memasuki pemilihan Gubernur DKI Jakarta bersama dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).  

Walaupun pada masa kecilnya pernah tergusur sebanyak tiga kali,  Jokowi diterima di Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM) dan setelah lulus berhasil menjadi pengusaha furnitur.  

Menurut wikipedia, setelah itu, karier politiknya dimulai dengan menjadi Wali Kota Surakarta pada tahun 2005.    Namanya mulai dikenal setelah dianggap berhasil mengubah wajah Kota Surakarta menjadi kota pariwisata, budaya, dan batik.  

Di bawah kepemimpinannya, bus Batik Solo Trans diperkenalkan, berbagai kawasan seperti Jalan Slamet Riyadi dan Ngarsopuro diremajakan, dan Solo menjadi tuan rumah berbagai acara internasional.  

Selain itu, Jokowi juga dikenal akan pendekatannya dalam merelokasi pedagang kaki lima yang "memanusiakan manusia".  

Berkat pencapaiannya ini, pada tahun 2010 ia terpilih lagi dengan suara melebihi 90%. Kemudian, pada tahun 2012, ia dicalonkan oleh PDI-P sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.    

Pada tanggal 20 September 2012, Jokowi berhasil memenangkan Pilkada Jakarta 2012, dan kemenangannya dianggap mencerminkan dukungan populer untuk seorang pemimpin yang "baru" dan "bersih", meskipun umurnya sudah lebih dari lima puluh tahun.  

Ia rencananya akan menjabat selama lima tahun dan berakhir pada tahun 2017. Selama menjabat sebagai gubernur, ia melancarkan berbagai program seperti Kartu Jakarta Sehat,  Kartu Jakarta Pintar,  lelang jabatan,  pembangunan Angkutan Massal Cepat (MRT) dan Monorel, pengembalian fungsi waduk dan sungai, serta penyediaan ruang terbuka hijau.  

Semenjak terpilih sebagai gubernur, popularitasnya melambung tinggi dan ia terus menjadi sorotan media.   Akibatnya, muncul wacana untuk menjadikannya calon presiden untuk pemilihan umum presiden Indonesia 2014.  

Ditambah lagi, hasil survei menunjukkan bahwa nama Jokowi terus diunggulkan. Pada awalnya, Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri menyatakan bahwa ia tidak akan mengumumkan Calon Presiden PDI-P sampai setelah pemilihan umum legislatif 9 April 2014.  

Namun, pada tanggal 14 Maret 2014, Jokowi telah menerima mandat dari Megawati untuk maju sebagai calon presiden dari PDI-P, tiga minggu sebelum pemilihan umum legislatif dan dua hari sebelum kampanye.   

Anak Pengusaha
  

Sementara itu, Jusuf Kalla bukan orang asing lagi dalam politik nasional.  Muhammad Jusuf Kalla lahir di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942. Kini ia berumur 72 tahun.

Jusuf Kalla atau JK adalah mantan Wakil Presiden Indonesia yang menjabat pada 2004 – 2009 dan Ketua Umum Partai Golongan Karya pada periode yang sama.  

JK menjadi capres bersama Wiranto dalam Pilpres 2009 yang diusung Golkar dan Hanura.   Pada 19 Mei 2014, JK secara resmi dicalonkan sebagai cawapres mendampingi Jokowi dalam deklarasi pasangan capres-cawapres Jokowi-JK, di Gedung Joang '45, Jakarta Pusat.  

Pasangan ini diusung oleh empat partai yaitu PDI-P, Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hanura.  

Jusuf Kalla adalah anak ke-2 dari 17 bersaudara dari pasangan Haji Kalla dan Athirah, pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group.  

Bisnis keluarga Kalla tersebut meliputi beberapa kelompok perusahaan di berbagai bidang industri. Di Makassar, Jusuf Kalla dikenal akrab disapa oleh masyarakat dengan panggilan Daeng Ucu.  

Pengalaman organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan Jusuf Kalla antara lain adalah Pelajar Islam Indonesia (PII) Cabang Sulawesi Selatan 1960 - 1964, Ketua HMI Cabang Makassar tahun 1965-1966, Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS) 1965-1966, serta Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tahun 1967-1969.  

Sebelum terjun ke politik, Jusuf Kalla pernah menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Sulawesi Selatan.  

Hingga kini, ia pun masih menjabat Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) di alamamaternya Universitas Hasanuddin, setelah terpilih kembali pada musyawarah September 2006.  

Tahun 1968, Jusuf Kalla menjadi CEO dari NV Hadji Kalla. Di bawah kepemimpinannya, NV Hadji Kalla berkembang dari sekedar bisnis ekspor-impor, meluas ke bidang-bidang perhotelan, konstruksi, pejualan kendaraan, perkapalan, real estate, transportasi, peternakan udang, kelapa sawit, dan telekomunikasi.

Karier politik   Jusuf Kalla menjabat sebagai menteri di era pemerintahan Abdurrahman Wahid (Presiden RI yang ke-4), tetapi diberhentikan dengan tuduhan terlibat KKN.  

Jusuf Kalla kembali diangkat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat di bawah pemerintahan Megawati Soekarnoputri (Presiden RI yang ke-5).  

Jusuf Kalla kemudian mengundurkan diri sebagai menteri karena maju sebagai calon wakil presiden, mendampingi calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono.  

Dengan kemenangan yang diraih oleh Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI yang ke-6, secara otomatis Jusuf Kalla juga berhasil meraih jabatan sebagai Wakil Presiden RI yang ke-10.  

Bersama-sama dengan Susilo Bambang Yudhoyono, keduanya menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI yang pertama kali dipilih secara langsung oleh rakyat.  

Ia menjabat sebagai ketua umum Partai Golongan Karya menggantikan Akbar Tanjung sejak Desember 2004 hingga 9 Oktober 2009.  
Pada 10 Januari 2007, ia melantik 185 pengurus Badan Penelitian dan Pengembangan Kekaryaan Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golongan Karya di Slipi, Jakarta Barat, yang mayoritas anggotanya adalah cendekiawan, pejabat publik, pegawai negeri sipil, pensiunan jenderal, dan pengamat politik yang kebanyakan bergelar master, doktor, dan profesor.  

Saat ini, melalui Munas Palang Merah Indonesia ke XIX, Jusuf Kalla terpilih menjadi ketua umum Palang Merah Indonesia periode 2009-2014.  

Selain itu beliau juga terpilih sebagai ketua umum Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia periode 2012-2017 dalam Muktamar VI DMI di Jakarta. [L-8]



Drajad: Hatta Akan Ucapkan Selamat untuk Jokowi-JK
Selasa, 22 Juli 2014 | 22:21
[JAKARTA] Wakil Ketua Umum PAN Drajad Wibowo mengatakan ucapan selamat kepada Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai pemenang Pilpres 2014 akan disampaikan Hatta Rajasa selaku Ketua Umum PAN pada saatnya nanti apabila kemenangan itu telah menjadi keputusan KPU.

"Kalau itu hasil KPU nanti akan disampaikan sendiri oleh Ketua Umum PAN (Hatta Rajasa) pada saatnya," katanya usai melakukan pertemuan dengan para petinggi PAN di kediaman Hatta Rajasa di Fatmawati Golf Mansion, Jakarta Selatan, Selasa malam.

Pernyataan itu dilontarkan Drajad ketika ditanya apakah Hatta Rajasa akan memberikan ucapan selamat kepada Jokowi-JK jika telah dinyatakan oleh KPU sebagai pemenang Pilpres 2014.

Drajad mengatakan pada intinya, Hatta selaku Ketua Umum PAN memberikan pesan kepada seluruh kader PAN, agar selalu mengutamakan persatuan bangsa.

Hatta, kata dia, mengingatkan agar pesta demokrasi tidak menyebabkan bangsa menjadi terbelah.

"Apalagi sekarang kita dalam suasana bulan Ramadhan, bulan ini jadi kemenangan umat islam, Pak Hatta Rajasa mengajak kader menjaga situasi damai supaya masyarakat bisa tenang menjalankan ibadah Ramadhan," ujarnya.

Drajad mengatakan KPU sebagai lembaga independen yang ditunjuk negara untuk menyelenggarakan pemilu harus dihormati.

Namun, pihaknya tetap mengharapkan KPU menjalankan amanat yang diberikan dengan benar.

Pada sesi wawancara itu, Drajad juga sempat membantah bahwa pihaknya sedang merancang langkah untuk merapat ke kubu Jokowi-JK. Dia menyebut hal itu sebagai fitnah.

"Tidak ada merapat, itu fitnah," kata dia.

Pada Selasa, Prabowo Subianto menyatakan dirinya bersama Hatta Rajasa menarik diri dari proses Pilpres 2014, karena pertimbangan ditemukannya tindak pidana kecurangan pemilu yang melibatkan penyelenggara dan pihak asing dengan tujuan tertentu.

"Kami sebagai pengemban mandat suara rakyat, akan menggunakan hak konstitusional kami, yaitu menolak pelaksanaan Pilpres 2014 yang cacat hukum dan menarik diri dari proses yang sedang berlangsung," kata Prabowo dalam konferensi pers di Rumah Polonia, Selasa siang.

Prabowo mengatakan dirinya dan Hatta Rajasa tidak bersedia mengorbankan mandat yang telah diberikan oleh rakyat, lantas dipermainkan dan diselewengkan.

"Kami siap menang dan siap kalah, dengan cara yang demokratis dan terhormat. Untuk itu kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah memilih kami, untuk tetap tenang," kata Prabowo.

Namun pernyataan Prabowo yang tertulis di sebuah kertas dan dibacakannya sendiri itu, hanya ditandatangani oleh Prabowo sendiri, tanpa ditandatangani oleh Hatta Rajasa.

Hingga saat ini, Hatta Rajasa belum menyatakan pandangannya secara pribadi.

Menurut Drajad ketidakhadiran Hatta saat Prabowo mendeklarasikan menarik diri dari proses pilpres itu, karena Hatta memiliki tugas lain pada waktu yang sama. [Ant/N-6]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar