Merdeka.com - Lokalisasi Gang Dolly di Dukuh Kupang, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Jawa Timur, sebentar lagi bakal ditutup oleh Pemerintah Kota (Pemkot) setempat. Namun rencana itu menuai pro dan kontra, baik di kalangan anggota dewan, pemerintah kota atau di kalangan masyarakat.
Bahkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dengan Wakilnya Whisnu Sakti Buana pun berbeda pendapat soal rencana penutupan ini. Risma didukung oleh ormas-ormas islam, sementara Whisnu mewakili para pekerja di area lokalisasi. Alasan mendukung dan menolak penutupan pun macam-macam.
Dolly, sebagai tempat prostitusi memang melegenda di Surabaya. Bisnis esek-esek di kawasan ini disebut-sebut sebagai yang terbesar di Asia Tenggara. Di sana ada sekitar 1.187 PSK dengan jumlah mucikari 311 orang. Angka itu melonjak dibanding pada 2012 sebesar 1.022 PSK dan 292 mucikari. Dalam semalam, perputaran uang di kawasan itu sekitar Rp 2 miliar.
Bagaimana dengan bisnis prostitusi di negara Asean lainnya? Berikut ini perbandingan bisnis PSK di Dolly dengan lokalisasi di 3 negara Asean yang dirangkum merdeka.com dari berbagai
1.
Prostitusi di Pattaya, Thailand
Figure terkait
Merdeka.com - Thailand selama ini memang menjadi salah satu negara tujuan wisata seks di Asia Tenggara. Sebab pemerintah negara itu melegalkan prostitusi. Jumlah perempuan yang menjadi pekerja seks di sana berkisar antara 300 ribu sampai 2,6 juta, dengan jumlah konsumen 4,6 juta laki-laki Thailand dan 500 ribu turis asing per tahunnya.
Salah satu tempat prostitusi terbesar di Thailand adalah Pattaya. Menurut Mark Baker, penulis tentang geliat prostitusi Pattaya, menyebut lokalisasi di kawasan pantai itu memiliki miliaran dolar industri seks dengan jaringan ke perdagangan narkoba, pencucian uang dan lalu lintas daerah lintas-perbatasan berkembang pada wanita.
Setidaknya, pada 1997 terdapat kurang lebih 20.000 pelacur di Pattaya. Menurut dia, ratusan anak-anak yang baik dipancing dari desa-desa mereka dengan ide kesempatan atau oleh jaringan kriminal. (Mark Baker, "Sin city cant shake vices grip," Sydney Morning Herald , 17 Mei 1997).
Pada 1928 prostitusi dibuat ilegal dan undang-undang terhadap itu diperkuat pada 1960. Tapi bagi masyarakat Thailand, diam-diam menoleransi bisnis prostitusi ini. Pelacuran terjadi di rumah bordil di pedesaan, di balik tanda-tanda norak, bar dan panti pijat. Perputaran uang bisnis ini di sana mencapai sekitar USD 4,3 miliar per tahun.
Salah satu tempat prostitusi terbesar di Thailand adalah Pattaya. Menurut Mark Baker, penulis tentang geliat prostitusi Pattaya, menyebut lokalisasi di kawasan pantai itu memiliki miliaran dolar industri seks dengan jaringan ke perdagangan narkoba, pencucian uang dan lalu lintas daerah lintas-perbatasan berkembang pada wanita.
Setidaknya, pada 1997 terdapat kurang lebih 20.000 pelacur di Pattaya. Menurut dia, ratusan anak-anak yang baik dipancing dari desa-desa mereka dengan ide kesempatan atau oleh jaringan kriminal. (Mark Baker, "Sin city cant shake vices grip," Sydney Morning Herald , 17 Mei 1997).
Pada 1928 prostitusi dibuat ilegal dan undang-undang terhadap itu diperkuat pada 1960. Tapi bagi masyarakat Thailand, diam-diam menoleransi bisnis prostitusi ini. Pelacuran terjadi di rumah bordil di pedesaan, di balik tanda-tanda norak, bar dan panti pijat. Perputaran uang bisnis ini di sana mencapai sekitar USD 4,3 miliar per tahun.
Gang Dolly di Surabaya, Jawa Timur
Figure terkait
Merdeka.com - Lokalisasi prostitusi Gang Dolly di Surabaya, Jawa Timur, sudah berdiri sejak zaman kolonial Belanda. Jumlah PSK di Dolly tiap tahun pun meningkat. Bahkan sekarang ini jumlahnya mencapai 1.187 orang dengan jumlah mucikari 311 orang. Angka itu melonjak dibanding pada 2012 sebesar 1.022 PSK dan 292 mucikari.
Perputaran uang di Dolly juga besar. Dalam semalam, setidaknya sekitar Rp 2 miliar uang berputar di kawasan itu. Dolly juga menyumbang pajak besar bagi Surabaya. Setidaknya dari analisa Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Sawahan, dari sekitar 80 wisma setiap hari bisa digali Rp 48 juta dari pemilik wisma karena mendapatkan tambahan pendapatan.
Artinya, jika dikalikan selama satu tahun, bisnis esek-esek ini setidaknya bisa menghasilkan Rp 17,28 miliar.
Perputaran uang di Dolly juga besar. Dalam semalam, setidaknya sekitar Rp 2 miliar uang berputar di kawasan itu. Dolly juga menyumbang pajak besar bagi Surabaya. Setidaknya dari analisa Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Sawahan, dari sekitar 80 wisma setiap hari bisa digali Rp 48 juta dari pemilik wisma karena mendapatkan tambahan pendapatan.
Artinya, jika dikalikan selama satu tahun, bisnis esek-esek ini setidaknya bisa menghasilkan Rp 17,28 miliar.
Prostitusi Geylang di Singapura
Figure terkait
Merdeka.com - David Brazil, penulis buku berjudul: No Mobey No Honey pada 2005, mencatat di Singapura dewasa ini diperkirakan ada sekitar 6 ribu Penjaja Seks Komersil (PSK). Sebagian besar di antaranya merupakan perempuan-perempuan berasal dari India, Filipina dan Indonesia.
Dalam buku yang dilengkapi puluhan foto hitam putih dan 16 halaman foto warna ini, Brazil menelusuri pusat-pusat pelacuran di Singapura seperti Geylang, Orchard Road, Orchard Towers, Desker Road, Flanders Square, dan Keong Saik Road. Tapi di antara tempat prostitusi itu, Geylang lah yang terbesar.
Kawasan Geylang, kata dia, oleh pemerintah Singapura disebut sebagai kawasan lampu merah. Berbeda dengan Dolly, lokalisasi ini juga dilegalkan sejak 1819. Ada 4 lorong dimana PSK biasa mangkal, yakni lorong 4, 6, 8, 12 dan 18.
Dalam buku yang dilengkapi puluhan foto hitam putih dan 16 halaman foto warna ini, Brazil menelusuri pusat-pusat pelacuran di Singapura seperti Geylang, Orchard Road, Orchard Towers, Desker Road, Flanders Square, dan Keong Saik Road. Tapi di antara tempat prostitusi itu, Geylang lah yang terbesar.
Kawasan Geylang, kata dia, oleh pemerintah Singapura disebut sebagai kawasan lampu merah. Berbeda dengan Dolly, lokalisasi ini juga dilegalkan sejak 1819. Ada 4 lorong dimana PSK biasa mangkal, yakni lorong 4, 6, 8, 12 dan 18.
Jalan Chow Kit, Malaysia
Figure terkait
Merdeka.com - Meski berstatus sebagai negara Islam, Malaysia ternyata memiliki jumlah pelacur yang tidak sedikit. Peneliti sekaligus penulis Denis Foynes, menghitung sekitar 52 orang per 10 ribu penduduk dengan populasi 30 juta membuat Malaysia memiliki jumlah PSK sebanyak 156 ribu jiwa.
Tempat prostitusi di Malaysia paling besar ada di Jalan Chow Kit. Tapi karena ketatnya hukuman pagi pelacur, sampai sekarang belum ada data pasti berapa jumlah PSK di kawasan itu. Namun demikian, secara keseluruhan jumlah PSK di Malaysia tergolong tinggi.
Bahkan Amerika Serikat telah memasukkan Malaysia sebagai negara dalam daftar hitam perdagangan manusia dan pelanggaran hak asasi dengan kekerasan. Di negara ini pula banyak didapati pelacuran anak.
Tempat prostitusi di Malaysia paling besar ada di Jalan Chow Kit. Tapi karena ketatnya hukuman pagi pelacur, sampai sekarang belum ada data pasti berapa jumlah PSK di kawasan itu. Namun demikian, secara keseluruhan jumlah PSK di Malaysia tergolong tinggi.
Bahkan Amerika Serikat telah memasukkan Malaysia sebagai negara dalam daftar hitam perdagangan manusia dan pelanggaran hak asasi dengan kekerasan. Di negara ini pula banyak didapati pelacuran anak.
Tutup gang dolly, dan hilangkan juga prostitusi dari Indonesia. Ini harus dimulai dari sekarang, untuk alasan apapun prostitusi tidak boleh dibiarkan.
- Melati Stranger · Top Commenter · Smp 1betul dan pemmerentah harus mengarakan kpd perempuan yang sudah terjalur maksiat kasi mereka ketrampilan jahait apa aja yang penting halal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar