Kamis, 29 Mei 2014

Lembayung Bali

http://ekosanjayatamba.wordpress.com/2012/01/05/lembayung-bali/



Lembayung Bali

Lagu ini, seakan membawa ku ke dunia yang tidak pernah aku lihat sebelumnya. Seakan ada kekuatan magis dalam setiap liriknya, dalam alunan nada nadanya. Lembayung Bali. Lagu yang membuat kesedihan mendalam akan sukma, dan kerapuhan jiwa. Lagu ini memperlemah raga dan jiwa. Tetapi lagu ini semakin mengingat dan mendekatkan aku pada suatu masa. Masa yang belum pernah aku alami sebelumnya.
Lembayung Bali
Menatap lembayung di langit Bali 
Dan kusadari betapa berharga kenanganmu 
Di kala jiwaku tak terbatas 
Bebas berandai memulang waktu
Hingga masih bisa kuraih dirimu 
Sosok yang mengisi kehampaan kalbuku 
Bilakah diriku berucap maaf 
Masa yang tlah kuingkari dan meninggalkanmu 
Oh cinta
Teman yang terhanyut arus waktu 
Mekar mendewasa 
Masih kusimpan suara tawa kita 
Kembalilah sahabat lawasku 
Semarakkan keheningan lubuk
Hingga masih bisa kurangkul kalian 
Sosok yang mengaliri cawan hidupku 
Bilakah kita menangis bersama 
Tegar melawan tempaan semangatmu itu 
Oh jingga
Hingga masih bisa kujangkau cahaya 
Senyum yang menyalakan hasrat diriku 
Bilakah kuhentikan pasir waktu 
Tak terbangun dari khayal keajaiban ini 
Oh mimpi
Andai ada satu cara 
Tuk kembali menatap agung surya-Mu 
Lembayung Bali
Lembayung Bali, setiap kali mendengar nya, ada rasa yang tidak biasa, suatu rasa yang bergelora. Aliran darah seakan memuncak  kemudian terpaku pada pusat sukma dan jiwa yakni hati yang menggerakkan raga. Lagu ini tak kuasa menggerakkan semua bulu roma, merinding dan merasa terluka. Ini sesuatu yang gila, aneh dan tak terduga. Ada apa dengan lagu ini. Seakan menghipnotis aku untuk turut serta masuk dan merasakan kesedihannya. Lembayung Bali, berhasil membuatku larut dalam kerinduan mendalam. Kerinduan yang tidak kurasakan dalam dunia nyata. Aku tidak pernah merasakan cerita yang terkandung dalam Lembayung Bali. Semua hanya imajinasi semu yang seolah tampak benar adanya. Lagu ini berhasil menggiringku untuk merasakan apa yang dirasakan Saras Dewi lewat suara hatinya. Kerinduan akan sahabat sejatinya. Aku jadi sangat merindukan mu, Oh Jingga.
 Lembayung Bali. Kau membuat aku kacau akhir akhir ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar