Selasa, 17 Juni 2014

Tarif PSK Dolly Ternyata Rp 120 Ribu/Jam

http://www.tempo.co/read/news/2014/06/18/058586105/Tarif-PSK-Dolly-Ternyata-Rp-120-RibuJam

 

Tarif PSK Dolly Ternyata Rp 120 Ribu/Jam  
Sejumlah PSK duduk di atas sofa saat pementasan teater berjudul "Dolly Riwayatmu Kini" di Wisma Studio, kawasan Dolly, Surabaya, 14 Juni 2014. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.COSurabaya - Johan, seorang mucikari salah satu wisma di Dolly, mengatakan tarif PSK pada tahun 1990-an hanya Rp 5 ribu per jam. Tarif ini telah meningkat 60 kali lipat.

"Dulu tarifnya mulai Rp 5 ribu, Rp 10 ribu, Rp 25 ribu, Rp 50 ribu hingga naik seperti sekarang Rp 120 ribu per jam," kata Johan kepada Tempo, pekan lalu. (Baca: Warga Dolly Ikrar Dolly Haram Prostitusi Malam Ini)

Johan mengaku wisma itu warisan kakaknya yang merintis usaha prostitusi sejak 30 tahun silam. Pada 1980-an, kakak Johan menyewa wisma senilai Rp 100 ribu per bulan selama enam bulan. Melihat prospek cerah bisnis syahwat, kakaknya nekat membeli rumah senilai Rp 30 juta di kawasan itu untuk dijadikan rumah bordil.

Saat ini Johan memiliki sepuluh pekerja seks. Jumlah itu jauh menurun dibanding tahun 1998 yang sebanyak 21 pekerja seks. Penurunan ini, kata dia, dipicu beberapa sebab, seperti insyaf atau diperistri orang. Di samping itu, ada pemberlakuan aturan wisma dilarang menambah PSK baru sejak tahun 2011.

Saat ini terdapat 311 mucikari dan 1.449 pekerja seks di prostitusi Dolly-Jarak. (Baca: Akan Ditutup, Pasukan Bintang Merah Kepung Dolly)

Menurut Johan, wisma di Dolly-Jarak berkontribusi meningkatkan kesejahteraan warga sekitar. Lewat perputaran bisnis esek-esek, warga merasakan gurihnya duit mengalir ke kantong mereka.

Duit juga mengalir hingga ke pihak Kelurahan Putat Jaya dan Kecamatan Sawahan. Lewat koordinasi ketua RW, kata Johan, duit itu diantarkan ke lurah dan camat sebagai “jatah”. (Baca:Dolly Ditutup, Ini Kisah Masa Kecil Warga Sekitar)

DIANANTA P. SUMEDI


Berita LainJK: Istana Harus Pecat Pengelola Tabloid OborKecelakaan Subang, 7 Siswa SMA Cengkareng TewasKomnas HAM Akan Jemput Paksa Kivlan Zen, TNI Cuek



311 Mucikari Dolly Bingung Cari Kerjaan  

311 Mucikari Dolly Bingung Cari Kerjaan  
Sejumlah Pekerja Seks Komersial (PSK), mucikari, dan warga saat pementasan teater berjudul "Dolly Riwayatmu Kini" di Wisma Studio, di kawasan lokalisasi Dolly, Surabaya, 14 Juni 2014. Pementasan teater ini sebagai bentuk aksi penolakan penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.COSurabaya - Johan, seorang mucikari salah satu wisma di Dolly, berharap rencana penutupan lokalisasi dibatalkan. Johan mengaku wisma itu warisan kakaknya yang merintis usaha prostitusi sejak 30 tahun silam.

"Saya harus kerja apa lagi?" tuturnya kepada Tempo pekan lalu. (Baca: Warga Dolly Ikrar Dolly Haram Prostitusi Malam Ini)

Kegusaran Johan juga dirasakan 311 mucikari dan 1.449 pekerja seks di prostitusi Dolly-Jarak. Mereka sepakat menolak penutupan dengan dalih Pemerintah Kota Surabaya belum pernah mendatangi langsung para mucikari untuk menawarkan jaminan masa depan setelah Dolly-Jarak ditutup. “Mereka bingung menghadapi masa depan,” kata pria keturunan Cina itu. (Baca: Akan Ditutup, Pasukan Bintang Merah Kepung Dolly)

Sekarang Johan memiliki sepuluh pekerja seks. Jumlah itu jauh menurun dibanding tahun 1998 sebanyak 21 pekerja seks. Penurunan ini, kata dia, dipicu beberapa sebab, seperti insyaf, diperistri orang dan pemberlakuan aturan wisma dilarang menambah PSK baru sejak tahun 2011.

Johan mewarisi usaha prostitusi ini sejak sepuluh tahun lalu. Sebelumnya, kakaknya merintis bisnis seks di Dolly pada 1980-an dengan menyewa wisma senilai Rp 100 ribu per bulan selama enam bulan. Melihat prospek cerah bisnis syahwat, kakaknya nekat membeli rumah senilai Rp 30 juta di kawasan itu untuk dijadikan rumah bordil. (Baca: Dolly Ditutup, Ini Kisah Masa Kecil Warga Sekitar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar