TERKAIT:
SURABAYA (Surabaya Pagi) – Ajang pemilihan presiden 2014 ini diperkirakan dibumbui hujan uang. Bagaimana tidak, masing-masing calon presiden baik dari nomor urut satu maupun nomor urut dua sama-sama menyiapkan dana ratusan miliar hingga triliunan rupiah. Dana tersebut terdiri dari dana resmi yang dilaporkan ke KPU, dan ada juga dana tak resmi yang berasal dari sumbangan masyarakat berbagai profesi.
Seorang pengusaha yang mengenal tim pemenangan Prabowo-Hatta di Jakarta mengungkapkan bahwa capres nomor 1 konon menyiapkan dana Rp 6 triliun untuk masa pilpres 2014 dari pra-kampanye hingga coblosan 9 Juli mendatang. Uang tersebut bukan anggaran resmi dari yang dilaporkan ke KPU, namun diduga berasal dari kocek dan relasi tim Prabowo pribadi. “Uang segitu disiapkan agar Pak Prabowo menang,” ujar sumber ini, kemarin.
Target menang tersebut memang menjadi tujuan utama tim Prabowo-Hatta pada pilpres 2014 ini. Karena kalau tidak tahun ini menjadi presiden, maka lima tahun lagi umur Prabowo sudah terlalu senja untuk menjadi seorang capres. Keseriusan itu juga ditunjukkan dalam slogan Prabowo-Hatta yang berbunyi “Kalau Tidak sekarang, kapan Lagi”. “Ibarat orang perang, tahun ini kami harus mati-matian untuk menang,” sahutnya serius.
Konon dana Rp 6 triliun akan dibagikan ke seluruh provinsi di Indonesia. Diperkirakan, satu provinsi kebagian dana secara bervasiasi antara Rp 20 miliar hingga Rp 30 miliar disesuaikan dengan jumlah penduduk. Untuk apa uang itu? Sumber ini menepis kalau akan digunakan sebagai money politik atau serangan fajar. “Pastinya untuk sosialisasi sampai ke desa-desa, itu butuh biaya tidak sedikit,” yakinnya.
Sementara itu, kubu Jokowi-Jusuf Kalla juga tidak kalah heboh soal persiapan uang ini. Menurut sejumlah sumber di internal tim pemenangan Jokowi-JK, uang yang disiapkan minimal Rp 1 triliun lebih. Uang itu mayoritas adalah sumbangan-sumbangan dari para donator yang tak mau dipublikasikan. Ditambah dana kampanye gotong royong yang sampai tadi malam sudah terkumpul hampir Rp 80 miliar. “Dana resmi yang dilaporkan ke KPU Rp 44,9 miliar, sedangkan yang tidak resmi tentu lebih dari itu. Ditambah lagi dana gotong royong dari masyarakat,” urai salah satu anggota tim bendahara pasangan capres Jokowi-JK.
Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-JK, Akbar Faizal tidak menampik hal itu, donasi masyarakat yang mencapai terus bertambah. Gerakan mencari sumbangan ini diterima pada tiga rekening bank. Rinciannya, rekening BRI, BCA dan di Bank Mandiri. "Ketiga-tiganya atas nama Jokowi Jusuf Kalla. Donasi hanya diterima di tiga rekening tersebut, tidak ada rekening-rekening lain di luar itu," ujar Akbar.
Tim Daerah Tutup Mulut
Imam Makruf, Sekretaris tim pemenangan Prabowo-Hatta Jawa Timur memilih tutup mulut soal dana kampanye. Ia hanya mengatakan masalah jumlah dana kampanye sampai sore kemarin, belum ia ketahui persis . Makruf juga tidak tahu soal kabar adanya dana Rp 6 triliun untuk kesuksesan capres Prabowo-Hatta. “Nggak tahu saya, itu urusan Tim pemenangan di pusat,” kata Makruf tadi malam.
Ia menyatakan, sampai semalam, dirinya tidak menerima dana yang mengalir dari Prabowo. Pasalnya, hampir semua kegiatan kampanye dan sosialisasi Prabowo-Hatta di kabupaten/kota se Jawa Timur menggunakan dana iuran atau urunan dari para relawan. “Masyarakat juga iuran untuk kegiatan. Termasuk deklarasi juga dari urunan. Kita tidak ada bantuan ke relawan atau deklarasi,” tambah Makruf.
Para pendukung yang selama ini memberikan komitmennya kepada Prabowo-Hatta juga gotong royong tidak pernah minta anggaran ke tim resmi. “Tidak ada yang minta ke kami di tim resmi,” terang politisi Partai Gerindra ini.
Termasuk uang saksi di TPS mendatang, Makruf mengaku hal itu bagian dari kewenangan tim pemenangan pusat. Tim daerah hanya menyiapkan personelnya saja. “Belum ada rapat soal dana saksi, kita hanya menyiapkan personelnya saja. Urusan biaya bukan tim kami yang menangani,” tambahnya.
Sementara itu, Thoriqul Haq Sekretaris tim kampanye Jokowi-Jusuf Kalla Jawa Timur juga mengatakan tidak tahu tentang teknis pendistribusian yang dikelola tim kampanye nasional. Termasuk tentang dana gotong royong yang sedang sedang dikumpulkan dari sumbangan sukarela masyarakat pendukung Jokowi-JK. “Selama ini, kita hanya menangani dana untuk kegiatan-kegiatan kampanye di daerah, itupun tidak seratus persen dari pusat, hanya sebagian kecil saja. Sisanya adalah urunan panitia lokal,” ujarnya.
Saat ini, timnya tidak menunggu atau mempersoalkan tentang besar kecilnya dana kampanye yang dilansir media. Namun, tim di daerah fokus pada persiapan menghadapi coblosan 9 Juli nanti. Khususnya persiapan saksi-saksi di TPS seluruh Jawa Timur yang mencapai hampir 80 ribu TPS. “Urusan saksi di TPS ini pasti butuh biaya besar, Rp 10 miliar saja tidak cukup untuk uang transport saksi mulai TPS, Kelurahan, Kecamatan hingga Kabupaten/Kota,” terang Thoriq.
Namun sayangnya, soal dana saksi ini, belum jelas akan dijatah berapa rupiah per TPS. “Pembahasannya dana saksi belum selesai, karena itu menunggu keputusan dari tim di pusat,” pungkasnya.
Dana Jokowi Tembus Rp 75 M
Dukungan rakyat terhadapan Jokowi-Jusuf Kalla bukan hanya dalam bentuk tenaga-tenaga kampanye sukarela, tapi bahkan rakyat rela merogoh kantong untuk kemenangan Jokowi-JK. Hal itu dibuktikan dalam bentuk besarnya sumbangan ke rekening Gotong-Royong Jokowi-JK. Menurut siaran tim sukses Jokowi-JK, sumbangan yang masuk ke rekening tersebut telah mencapai Rp 75.819.435.196,00, Jumat 27 Juni 2014.
Di twiternya @jokowi-do2, Jokowi menulis dengan nada tercekat: "Saldo rekening JKW-JK Rp 75,8 M. Lidah saya kelu penuh haru. Terima kasih atas sumbangannya untuk Perubahan. Salam hormat kami berdua."
Mayoritas penyumbang Jokowi-Jk adalah perorangan. Hingga saat ini, jumlah penyumbang individu mencapai 51.262 orang. Sedangkan jumlah penyumbang perusahaan yang mengirim uang ke rekening Jokowi sebanyak 12 perusahaan.rko/rm
Seorang pengusaha yang mengenal tim pemenangan Prabowo-Hatta di Jakarta mengungkapkan bahwa capres nomor 1 konon menyiapkan dana Rp 6 triliun untuk masa pilpres 2014 dari pra-kampanye hingga coblosan 9 Juli mendatang. Uang tersebut bukan anggaran resmi dari yang dilaporkan ke KPU, namun diduga berasal dari kocek dan relasi tim Prabowo pribadi. “Uang segitu disiapkan agar Pak Prabowo menang,” ujar sumber ini, kemarin.
Target menang tersebut memang menjadi tujuan utama tim Prabowo-Hatta pada pilpres 2014 ini. Karena kalau tidak tahun ini menjadi presiden, maka lima tahun lagi umur Prabowo sudah terlalu senja untuk menjadi seorang capres. Keseriusan itu juga ditunjukkan dalam slogan Prabowo-Hatta yang berbunyi “Kalau Tidak sekarang, kapan Lagi”. “Ibarat orang perang, tahun ini kami harus mati-matian untuk menang,” sahutnya serius.
Konon dana Rp 6 triliun akan dibagikan ke seluruh provinsi di Indonesia. Diperkirakan, satu provinsi kebagian dana secara bervasiasi antara Rp 20 miliar hingga Rp 30 miliar disesuaikan dengan jumlah penduduk. Untuk apa uang itu? Sumber ini menepis kalau akan digunakan sebagai money politik atau serangan fajar. “Pastinya untuk sosialisasi sampai ke desa-desa, itu butuh biaya tidak sedikit,” yakinnya.
Sementara itu, kubu Jokowi-Jusuf Kalla juga tidak kalah heboh soal persiapan uang ini. Menurut sejumlah sumber di internal tim pemenangan Jokowi-JK, uang yang disiapkan minimal Rp 1 triliun lebih. Uang itu mayoritas adalah sumbangan-sumbangan dari para donator yang tak mau dipublikasikan. Ditambah dana kampanye gotong royong yang sampai tadi malam sudah terkumpul hampir Rp 80 miliar. “Dana resmi yang dilaporkan ke KPU Rp 44,9 miliar, sedangkan yang tidak resmi tentu lebih dari itu. Ditambah lagi dana gotong royong dari masyarakat,” urai salah satu anggota tim bendahara pasangan capres Jokowi-JK.
Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-JK, Akbar Faizal tidak menampik hal itu, donasi masyarakat yang mencapai terus bertambah. Gerakan mencari sumbangan ini diterima pada tiga rekening bank. Rinciannya, rekening BRI, BCA dan di Bank Mandiri. "Ketiga-tiganya atas nama Jokowi Jusuf Kalla. Donasi hanya diterima di tiga rekening tersebut, tidak ada rekening-rekening lain di luar itu," ujar Akbar.
Tim Daerah Tutup Mulut
Imam Makruf, Sekretaris tim pemenangan Prabowo-Hatta Jawa Timur memilih tutup mulut soal dana kampanye. Ia hanya mengatakan masalah jumlah dana kampanye sampai sore kemarin, belum ia ketahui persis . Makruf juga tidak tahu soal kabar adanya dana Rp 6 triliun untuk kesuksesan capres Prabowo-Hatta. “Nggak tahu saya, itu urusan Tim pemenangan di pusat,” kata Makruf tadi malam.
Ia menyatakan, sampai semalam, dirinya tidak menerima dana yang mengalir dari Prabowo. Pasalnya, hampir semua kegiatan kampanye dan sosialisasi Prabowo-Hatta di kabupaten/kota se Jawa Timur menggunakan dana iuran atau urunan dari para relawan. “Masyarakat juga iuran untuk kegiatan. Termasuk deklarasi juga dari urunan. Kita tidak ada bantuan ke relawan atau deklarasi,” tambah Makruf.
Para pendukung yang selama ini memberikan komitmennya kepada Prabowo-Hatta juga gotong royong tidak pernah minta anggaran ke tim resmi. “Tidak ada yang minta ke kami di tim resmi,” terang politisi Partai Gerindra ini.
Termasuk uang saksi di TPS mendatang, Makruf mengaku hal itu bagian dari kewenangan tim pemenangan pusat. Tim daerah hanya menyiapkan personelnya saja. “Belum ada rapat soal dana saksi, kita hanya menyiapkan personelnya saja. Urusan biaya bukan tim kami yang menangani,” tambahnya.
Sementara itu, Thoriqul Haq Sekretaris tim kampanye Jokowi-Jusuf Kalla Jawa Timur juga mengatakan tidak tahu tentang teknis pendistribusian yang dikelola tim kampanye nasional. Termasuk tentang dana gotong royong yang sedang sedang dikumpulkan dari sumbangan sukarela masyarakat pendukung Jokowi-JK. “Selama ini, kita hanya menangani dana untuk kegiatan-kegiatan kampanye di daerah, itupun tidak seratus persen dari pusat, hanya sebagian kecil saja. Sisanya adalah urunan panitia lokal,” ujarnya.
Saat ini, timnya tidak menunggu atau mempersoalkan tentang besar kecilnya dana kampanye yang dilansir media. Namun, tim di daerah fokus pada persiapan menghadapi coblosan 9 Juli nanti. Khususnya persiapan saksi-saksi di TPS seluruh Jawa Timur yang mencapai hampir 80 ribu TPS. “Urusan saksi di TPS ini pasti butuh biaya besar, Rp 10 miliar saja tidak cukup untuk uang transport saksi mulai TPS, Kelurahan, Kecamatan hingga Kabupaten/Kota,” terang Thoriq.
Namun sayangnya, soal dana saksi ini, belum jelas akan dijatah berapa rupiah per TPS. “Pembahasannya dana saksi belum selesai, karena itu menunggu keputusan dari tim di pusat,” pungkasnya.
Dana Jokowi Tembus Rp 75 M
Dukungan rakyat terhadapan Jokowi-Jusuf Kalla bukan hanya dalam bentuk tenaga-tenaga kampanye sukarela, tapi bahkan rakyat rela merogoh kantong untuk kemenangan Jokowi-JK. Hal itu dibuktikan dalam bentuk besarnya sumbangan ke rekening Gotong-Royong Jokowi-JK. Menurut siaran tim sukses Jokowi-JK, sumbangan yang masuk ke rekening tersebut telah mencapai Rp 75.819.435.196,00, Jumat 27 Juni 2014.
Di twiternya @jokowi-do2, Jokowi menulis dengan nada tercekat: "Saldo rekening JKW-JK Rp 75,8 M. Lidah saya kelu penuh haru. Terima kasih atas sumbangannya untuk Perubahan. Salam hormat kami berdua."
Mayoritas penyumbang Jokowi-Jk adalah perorangan. Hingga saat ini, jumlah penyumbang individu mencapai 51.262 orang. Sedangkan jumlah penyumbang perusahaan yang mengirim uang ke rekening Jokowi sebanyak 12 perusahaan.rko/rm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar