Rabu, 18 Juni 2014

Dolly Ditutup, Pramunikmat di Semarang Resah


http://nasional.news.viva.co.id/news/read/513855-dolly-ditutup--pramunikmat-di-semarang-resah



Mereka takut PSK Dolly pindah ke Semarang. Persaingan makin ketat.

ddd
Rabu, 18 Juni 2014, 17:47
Pramu nikmat di Gang Dolly, Surabaya


VIVAnews - Imbas penutupan komplek wisata malam Dolly di Surabaya, sore ini, Rabu 18 Juni 2014, menjadi momok menakutkan bagi sejumlah lokalisasi di daerah. Di Semarang, sejumlah pekerja seks komersial (PSK) yang berada di kompleks Sunan Kuning, Kecamatan Kalibanteng, Semarang resah.

Keresahan mereka terkait dengan akan adanya kebijakan pemerintah ke depan. Mereka takut bahwa imbas penutupan lokalisasi yang konon terbesar di Asia Tenggara itu merambah ke lokalisasi di Kota Semarang.

"Kami takut kalau Sunan Kuning jadi seperti Dolly, jadi harus waspada," kata EN, salah satu pekerja seks komersial kepadaVIVAnews, Rabu 18 Juni 2014.

EN menambahkan, ketakutan lain dengan ditutupnya Dolly, sejumlah pramu nikmat di Dolly akan datang dan mengadu nasib di Sunan Kuning. "Kami was-was persaingan makin ketat," katanya.
Selain persaingan, EN menambahkan, pekerja seks di Sunan Kuning juga takut terhadap penularan penyakit. Menurut dia, angka penyakit menular di Sunan Kuning sangatlah kecil.
Hal itu karena sejumlah program seperti pemeriksaan rutin tiap minggu, dan program wajib kondom. Dengan kedatangan PSK Dolly, maka hal itu dianggap akan merusak program yang sudah tercapai.

"Maka itu kami perlu lebih waspada," kata perempuan yang bekerja sejak 2005 itu.
Tidak Berpengaruh
Kepala Resosialisasi Argo Mulyo Sunan Kuning, Suwandi Eko Saputro, mengatakan penutupan lokalisasi Dolly tidak berpengaruh terhadap lokalisasi di wilayahnya. Ini mengingat berbagai program kesehatan yang dicanangkan pengurus kompleks telah berjalan positif.

"Meskipun sejumlah warga di sini resah dengan penutupan di Jawa Timur, tapi kita sudah kondisikan agar tidak resah," katanya.

Pemerintah Kota Semarang, kata Suwandi, telah mengintruksikan agar tidak menambah jumlah wanita pekerja seks di lokalisasi Sunan Kuning. Terelebih, semenjak adanya kabar ditutupnya Dolly.

"Saya diperintah Pak Walikota dilarang tambah WTS. Jadi kita  tidak bisa menerima anak-anak Jatim. Warga sudah saya rapatkan, dilarang menerima anak Jawa Timur, karena mereka bermasalah," katanya.

Jumlah penghuni kompleks lokalisasi di Semarang itu, kata dia, ada sebanyak 540 orang. Terdiri dari berbagai kategori, mulai dari PSK dan pemandu karaeke. "Dari jumlah itu  20 persen mereka adalah pemandu karaoke, yang hanya melayani karaoke saja, " katanya. (ren)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar