Kamis, 04 Desember 2014

Buat Apa Pelihara Dendam, Memaafkan Lebih Sejuk dan Membahagiakan

http://female.kompas.com/read/2014/12/04/130000320/Buat.Apa.Pelihara.Dendam.Memaafkan.Lebih.Sejuk.dan.Membahagiakan?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kfmwp

KOMPAS.com – Tak semua orang dianugerahi kelapangan hati untuk memaafkan kesalahan orang lain. Memang benar, meskipun sebagai manusia kita tahu bahwa Tuhan Maha Pengampun, tapi memaafkan memang sesuatu yang berat, terutama kepada orang yang sudah lama kita benci.
Perlu Anda ketahui bahwa memaafkan selain bermanfaat untuk orang lain, tapi juga positif bagi diri sendiri. Jadi, jika Anda memiliki keinginan untuk melepaskan rasa kesal dan kebencian terhadap saudara, rekan kerja, keluarga, dan pasangan, maka bersiaplah sesuatu yang baik akan menunggu Anda di masa mendatang.
Menurut seorang psikolog, Sonja Lyubomirski, memaafkan tidak selalu harus melupakan. Jadi, jika Anda merasa tidak bisa melupakan kesalahan seseorang, maka Anda tak bisa memaafkan.

Selama Anda telah memaafkan seluruh kesalahannya tapi belum bisa melupakan, jangan berpikiran negatif bahwa Anda orang yang tidak baik. Ingat saja, Anda sudah memaafkan!
Selain dapat melapangkan hati dan pikiran, memaafkan juga memiliki keuntungan yang berdampak pada fisik dan emosi. Beberapa di antaranya adalah mengurangi depresi, menurunkan potensi terkena serangan jantung, melanggengkan rumahtangga, memperluas networking, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan tekanan darah, dan merasa dicintai orang lain.
Seorang aktivis HAM sekaligus perai Nobel, Desmond Tutu, sempat mengatakan bahwa manusia yang tidak memiliki kemampuan memaafkan dan selalu dirudung amarah serta dendam, maka hidupnya akan selalu dibayangi oleh kekelaman. Lalu, tanpa disadari, kekelaman ini memadamkan semangat hidupnya. Kemudian, hal lain yang lebih membahayakan, kata Tutu, orang yang sulit memaafkan cenderung menciptakan siklus kebencian yang berulang-ulang pada lingkungan sekitar.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar