Kamis, 04/12/2014 12:54 WIB
19 PSK Maroko 'Magribi' yang Ditangkap di Puncak Segera Dideportasi
http://news.detik.com/read/2014/12/04/125425/2767674/10/19-psk-maroko-magribi-yang-ditangkap-di-puncak-segera-dideportasi
Bogor - 19 Perempuan Pekerja Seks Komersial (PSK) asal Maroko yang ditangkap petugas Direktorat Jendral Imigrasi dan Kantor Imigrasi Bogor, di Puncak, Bogor, masih diperiksa. PSK yang dikenal dengan sebutan 'Magribi' ini segera dipulangkan ke negara asalnya.
Para 'Magribi' ini menjalani pemeriksaan di di Kantor Imigrasi Bogor, Jalan A. Yani, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.
"Mereka masih diperiksa. Secepatnya akan kita kirim ke Kedubes Maroko di Jakarta untuk selanjutnya dideportasi," kata Kepala Kantor Imigrasi Bogor, Herman Lukman, Kamis (4/12/2014).
"Secepatnya (kita kirim ke Kedubes). Paling lama dua hari. Sekarang kita periksa dulu," imbuhnya.
Para perempuan asal Maroko yang berusia sekitar 20 hingga 30 tahun tersebut dideportasi karena telah melanggar izin visa. "Mereka datang dengan visa kunjungan, tapi di sini mereka mencari uang. Ini saja sudah melanggar," kata Herman Lukman.
19 PSK asal Maroko ini ditangkap petugas di sebuah vila di kawasan Puncak,Cisarua, Bogor pada Rabu (3/12/2014) siang. Dengan visa turis, perempuan-perempuan tersebut datang ke Puncak dan bekerja sebagai PSK. Tarif mereka antara Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta untuk kencan singkat dan Rp 5 juta hingga 6 juta untuk waktu yang lebih lama.
http://news.okezone.com/read/2014/12/04/338/1074348/19-psk-asal-maroko-ditangkap-di-puncak
BOGOR, KOMPAS.com - Penangkapan 19 perempuan asal Maroko oleh Direktorat Jenderal Imigrasi dan Kantor Imigrasi Bogor dilakukan di empat lokasi di kawasan Cisarua, Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Para 'Magribi' ini menjalani pemeriksaan di di Kantor Imigrasi Bogor, Jalan A. Yani, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.
"Mereka masih diperiksa. Secepatnya akan kita kirim ke Kedubes Maroko di Jakarta untuk selanjutnya dideportasi," kata Kepala Kantor Imigrasi Bogor, Herman Lukman, Kamis (4/12/2014).
"Secepatnya (kita kirim ke Kedubes). Paling lama dua hari. Sekarang kita periksa dulu," imbuhnya.
Para perempuan asal Maroko yang berusia sekitar 20 hingga 30 tahun tersebut dideportasi karena telah melanggar izin visa. "Mereka datang dengan visa kunjungan, tapi di sini mereka mencari uang. Ini saja sudah melanggar," kata Herman Lukman.
19 PSK asal Maroko ini ditangkap petugas di sebuah vila di kawasan Puncak,Cisarua, Bogor pada Rabu (3/12/2014) siang. Dengan visa turis, perempuan-perempuan tersebut datang ke Puncak dan bekerja sebagai PSK. Tarif mereka antara Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta untuk kencan singkat dan Rp 5 juta hingga 6 juta untuk waktu yang lebih lama.
http://news.okezone.com/read/2014/12/04/338/1074348/19-psk-asal-maroko-ditangkap-di-puncak
BOGOR - Belasan pekerja seks komersial (PSK) asal Maroko dijaring petugas Imigrasi di Kawasan Puncak, Bogor, Rabu (3/12/2014). Saat ditangkap, mereka mengamuk dan menolak disorot kamera wartawan.
Para PSK tersebut langsung digiring petugas Direktorat Jenderal Imigrasi dan Kantor Imigrasi Kota Bogor setelah dilakukan penggerebekan di tempat persembunyian mereka di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Kebanyakan mereka singgah sebuah villa milik warga lokal.
Kepala Kantor Imigrasi Bogor, Herman Lukman mengatakan 17 perempuan ini ditangkap setelah petugas terlebih dahulu menangkap dua rekannya. "Ini merupakan hasil pengembangan kita setelah menangkap dua PSK kemarin. Lalu kita berhasil mengamankan 17 WNA asal Maroko yang terindikasi sebagai PSK. Jadi total kita mengamankan 19 WNA," jelasnya di Kantor Imigrasi Bogor.
Lanjutnya, para PSK ini tinggal di Indonesia dengan berbekal visa turis. Mereka kebanyakan tinggal di sebuah vila di kawasan Puncak. "Bisa jadi mereka terkoordinasi, karena saat kemarin kita melakukan penyelidikan, harus menembus ke beberapa pihak," ungkapnya.
Kedepannya para PSK ini akan didata dan diselidiki lebih lanjut, dan akan dikenakan sanksi berupa deportasi dan penangkalan.
Baru tahu? Sudah lama terjadi dan sudah terorganisir dengan baik, aman dan terkendali. Kalau di Cengkareng, istilahnya taksi omprengan bakal menawarkan jasa ke Puncak (tempat esek-esk ini) dengan teriak-teriak: JABAAL? JABAAL? (GUNUNG? GUNUNG?) Kurang lebih artinya kalau mau ke gunung (Puncak) buat cari begituan, maka kawan ini bisa antar.
prihatin byk pria indo sgt doyan psk,habis itu pergi ibadah.munafik.yg gk punya duit bl psk perkosa wanita
Petugas berjaga disamping Pekerja Seks Komersial (PSK) asal Maroko di Kantor Imigrasi wilayah Bogor, Jabar, 4 Desember 2014. Sebanyak 19 perempuan PSK asal Maroko tersebut ditangkap di wilayah Puncak Bogor karena menyalahgunakan visa turis dengan bekerja sebagai PSK. ANTARA/Jafkhairi
19 PSK Maroko Ditangkap di Bogor
http://www.tempo.co/read/news/2014/12/04/064626336/19-PSK-Maroko-Ditangkap-di-Bogor
TEMPO.CO, Bogor - Petugas Kantor Imigrasi Bogor menggerebek sejumlah vila di kawasan Puncak, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, yang dijadikan sebagai penampungan perempuan terduga pekerja seks komersial (PSK), Rabu malam, 3 Desember 2014.
Dalam penggerebekan tersebut, petugas menangkap 19 perempuan asal Maroko yang diduga menjadi PSK di kawasan Puncak. "Penggerebekan dan razia ini berawal dari informasi dan laporan masyarakat," kata Kepala Kantor Imigrasi Bogor Herman Lukman.
Dia mengatakan, setelah mendapatkan laporan tersebut, petugas langsung menyelidiki dengan berpura-pura menjadi konsumen. Petugas lalu menangkap dua warga negara Maroko yang menjajakan jasa mereka..
Kemudian petugas kembali melakukan pengintaian dan mendapatkan informasi bahwa para pekerja seks asal Maroko itu berkumpul dan tinggal di sejumlah vila. "Ada empat vila yang kami gerebek dan mendapatkan belasan wanita pekerja seks," katanya.
Herman mengatakan para pekerja seks asal Maroko itu mendapatkan uang Rp 4-5 juta dari setiap pelanggan. "Mereka tak sembarangan memilih pria hidung belang," ujar Herman. Lelaki yang dilayani hanya yang berasal dari Timur Tengah atau negara lain. "Mereka tidak mau pria asal Indonesia."
Biasanya transaksi dilakukan di sebuah kafe khusus tempat berkumpul warga Timur Tengah. Para pekerja itu diantar ke kafe oleh penduduk lokal menggunakan ojek atau mobil. "Jika dalam pertemuan di kafe tersebut cocok, wanita ini akan dibawa oleh pria hidung belangnya ke vila yang sudah ditentukan," kata Herman.
http://megapolitan.kompas.com/read/2014/12/04/03160581/Sebanyak.19.Perempuan.Maroko.yang.Bekerja.Sebagai.PSK.Ditangkap.di.PuncakBOGOR, KOMPAS.com - Penangkapan 19 perempuan asal Maroko oleh Direktorat Jenderal Imigrasi dan Kantor Imigrasi Bogor dilakukan di empat lokasi di kawasan Cisarua, Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Lokasi penangkapan ada di Cisarua, di empat titik, salah satunya yang kedapatan banyak jumlahnya di Ciburial," kata Kasubib Penyidikan Keimigrasian Direktorat Jenderal Imigrasi Bambang Catur, saat ditemui di Kantor Imigrasi, Rabu (3/12/2014) malam.
Menurut Bambang, dari jumlah 19 orang yang tertangkap dalam operasi gabungan antara Dirjen Imigrasi dan Kantor Imigrasi Bogor tersebut diduga jumlah perempuan Maroko yang diduga berprofesi sebagai PSK di wilayah Puncak masih banyak.
"Ini saja kita nangkap sudah ada 19 orang, tapi juga masih banyak yang melarikan diri," kata Bambang.
Bambang mengatakan, dari pengakuan dua perempuan Maroko yang tertangkap lebih dulu dalam proses penyelidikan yang dilakukan petugas Imigrasi, mereka tinggal berkelompok, dimana satu kelompok jumlahnya bisa enam orang.
Menurut Bambang, belum diperoleh data lengkap apa niat mereka datang ke Indonesia, karena rata-rata menggunakan paspor sebagai turis.
Pihak Imigrasi juga tengah mendalami, apakah ada yang membackup para perempuan Maroko ini untuk bisa masuk ke Bogor dan menjadi PSK.
"Kita sedang dalami itu, apakah ada penyalurnya dan siapa yang mendatangkan mereka, akan kita selidiki," kata Bambang.
Sementara itu, Kepala Kantor Imigrasi Bogor, Herman Lukman menjelaskan, keberadaan perempuan Maroko tersebut telah meresahkan masyarakat sekitar.
Rata-rata usia perempuan Maroko yang menempati kawasan Puncak tersebut antara 20 sampai 30 tahun. Mereka bekerja melayani wisatawan asing yang ada di kawasan tersebut.
Untuk sekali pakai, mereka dikenai tarif mulai dari Rp2 juta sampai Rp5 juta untuk "short time". Cara memesan mereka juga bermacam-macam ada yang melalui perantarannya yang merupakan orang lokal, ada juga yang menjajakan diri sendiri.
Mereka kerap keluar setiap magrib dan melakukan pesta setiap malamnya, sehingga mengganggu ketertiban umum.
"Mereka kita jerat dengan Pasal 75 Undang-Undang Keimigrasian tentang ketertiban umum, ancaman mereka dideportasi dan dicekal," kata Herman.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Dirjen Imigrasi dan Kantor Imigrasi menangkap 19 perempuan asal Maroko dalam operasi gabungan pengawasan orang asing di kawasan Puncak.
http://megapolitan.kompas.com/read/2014/12/04/03160581/Sebanyak.19.Perempuan.Maroko.yang.Bekerja.Sebagai.PSK.Ditangkap.di.Puncak
lucu ya, padahal kita mengklaim sebagai salah satu negara beragama terbesar di dunia, tapi jumlah lokalisasi dan warung remang2 juga terbanyak di dunia... setiap kota punya, minimal 1 lokalisasi dan banyak warung remang2 pelacuuran... BAHKAN DI NEGARA KOMUNIS SAJA TIDAK SEBANYAK KITA...
PSK, sembarang tuh polisi, Halal koq. wong dikawin siri... abis itu dicerai... sebelum dipake lagi sama orang yang sama, juga udah dikawin siri ke orang lain trus cerai lagi.
Mereka datang dari jauh-jauh, ehhh.... yang dilayani cuma tetangganya. Ngapain juga datangd ari jauh kalau toh yang dilayani cuma tetangganya?
Mereka nggak mau (takut) ngotori negaranya, disini ma semua boleh, limbah aja bisa diimport..
http://foto.metrotvnews.com/view/2014/12/04/327466/19-psk-asal-maroko-ditangkap-di-puncak-bogor
lucu ya, padahal kita mengklaim sebagai salah satu negara beragama terbesar di dunia, tapi jumlah lokalisasi dan warung remang2 juga terbanyak di dunia... setiap kota punya, minimal 1 lokalisasi dan banyak warung remang2 pelacuuran... BAHKAN DI NEGARA KOMUNIS SAJA TIDAK SEBANYAK KITA...
PSK, sembarang tuh polisi, Halal koq. wong dikawin siri... abis itu dicerai... sebelum dipake lagi sama orang yang sama, juga udah dikawin siri ke orang lain trus cerai lagi.
Mereka datang dari jauh-jauh, ehhh.... yang dilayani cuma tetangganya. Ngapain juga datangd ari jauh kalau toh yang dilayani cuma tetangganya?
Mereka nggak mau (takut) ngotori negaranya, disini ma semua boleh, limbah aja bisa diimport..
http://foto.metrotvnews.com/view/2014/12/04/327466/19-psk-asal-maroko-ditangkap-di-puncak-bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar