Rabu, 29 Oktober 2014 | 13:08 WIB
SURABAYA, KOMPAS.com — Riwayat kawasan lokalisasi Dolly dan Jarak sudah tamat. Pasar birahi itu resmi ditutup oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan aparatnya pada 18 Juni 2014. Akan tetapi, aktivitas bisnis protitusi tetap saja tersisa. Para penyedia PSK tetap mangkal di sana. Mereka menggunakan perangkat elektronik dan teknologi informasi untuk menjual jasa PSK. Istilahnya "E-Dolly" (Baca selengkapnya: Gang Dolly Ditutup, Kini Muncul "E-Dolly" (1).
Sistem "E-Dolly", menurut para makelar, lebih cepat dan aman. Konsumen datang, pesan, lalu sepakat harga. PSK lalu akan diantar, dan bebas dibawa ke hotel.
"Bersenjatakan" smartphone dan internet, para lelaki hidung belang masih bisa menikmati layanan cinta sesaat khas Dolly-Jarak. Selain lewat Facebook, sistem pemasaran "E-Dolly" juga memanfaatkan BlackBerry Messenger (BBM).
Cara ini dilakukan untuk menjaga tamu agar tahu bahwa mereka masih bisa melayani, meski wisma tutup. Mereka juga menyediakan layanan "drive thru" alias bisa langsung datang ke Gang Dolly.
Lalu di mana PSK-nya? Mirip layanan drive thru, konsumen "E-Dolly" tidak perlu mengambil sendiri pesanannya. Ada petugas atau pelayan yang mengantar ke tempat yang dituju.
"Sistem transaksinya booking-out, Mas," kata makelar yang menemui Surya.
Pesan dilakukan di Dolly atau menelepon para makelar Dolly, tetapi aktivitas pelayanan harus dilakukan di luar Dolly. Para PSK itu tidak diperkenankan melayani tamu di luar pesanan makelar.
Satu hal lagi yang diterapkan dalam tata cara menggunakan jasa PSK E-Dolly, yakni para konsumem tidak bisa serta-merta memilih hotel sendiri. Hanya pelanggan tetap yang boleh menentukan hotel pilihan.
"Hotelnya sih terserah Sampean. Cuma tergantung ceweknya. Biasanya dia punya hotel rekomendasi sendiri," ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar