Jumat, 13 Desember 2013

Semburan Air Raksasa Satelit Yupiter Europa, Pertanda Kehidupan?

SAINS


Posted: 13/12/2013 12:26
Semburan Air Raksasa Satelit Yupiter Europa, Pertanda Kehidupan?
(bbc.co.uk)
Liputan6.com, San Francisco : Teleskop luar angkasa Hubble mengabadikan penampakan luar biasa di angkasa: satelit Yupiter (Jupiter), Europa diduga kuat menyemburkan uap air.
Satelit keenam planet terbesar di Tata Surya yang diselimuti es selama ini dianggap sebagai salah satu tempat terbaik untuk menemukan kehidupan asing di luar Bumi.
Gambar dari Teleskop Hubble menunjukkan, surplus hidrogen dan oksigen di belahan selatan (hemisphere) Europa. Jika terkonfirmasi benar itu adalah semburan uap air, maka, hal tersebut mempertinggi harapan bahwa laut bawah tanah Europa dapat diakses dari permukaannya. Pada masa depan, sebuah misi bisa dilakukan untuk menunjukkan apakah ada kehidupan di sana.
Kepala ilmuwan planet NASA, Dr James Green mengatakan, keberadaan air membuat para ahli berspekulasi Europa bisa jadi menopang kehidupan. "Semburan itu sangat menarik jika memang benar keberadaannya -- ikut mengangkat material dari lautan. Mungkin, ada molekul organik di permukaan Europa," kata dia, seperti dikutip dari BBC, Jumat (13/11/2013).
Temuan tersebut dilaporkan dalam pertemuan ahli geologi dunia, American Geophysical Union (AGU) Fall Meeting di San Francisco, California, Amerika Serikat.
Ilmuwan menemukan air mancur raksasa dalam foto-foto yang diambil Hubble pada November dan Desember tahun lalu. Juga dalam gambar yang lebih tua dari tahun 1999.
Para ahli juga menemukan, air terpecah menjadi hidrogen dan oksigen di wilayah kutub selatan Europa.
"Semburan itu konsisten berupa 200 kilometer gumpalan uap air," kata penulis studi dalam jurnal Science, Lorenz Roth dari Southwest Research Institute, San Antonio, Texas. Lebih dari 20 kali ketinggian Gunung Everest -- gunung tertinggi dunia dengan puncak menjulang setinggi 8.848 meter.
Setiap detik, sekitar 7 ton material dilepaskan dari permukaan Europa. "Jumlahnya sangat luar biasa," kata Dr Kurt Retherford, juga dari Southwest Research Institute.
"Itu bergerak dengan kecepatan 700 meter per detik... Semua gasnya keluar dan hampir seluruhnya kembali ke permukaan. Tidak sampai lolos ke luar angkasa.
Semburan tersebut hanya sementara, sekali muncul hanya sekitar 7 jam. Puncaknya terjadi saat Europa berada dalam jarak terjauhnya dengan Yupiter. Dan lenyap saat berada di jarak dekat.
Ini berarti percepatan pasang surut dapat memicu semburan air -- dengan membuka retakan di permukaan es. Demikian kesimpulan para ilmuwan.
Meski demikian, tim ahli belum yakin apakah celah atau retakan menjadi alasan uap air di bawah lapisan es di permukaan menyembur atau apakah ada mekanisme lain.
Para peneliti juga ingin menyelidiki apakah bulu-bulu air di Europa mirip yang ada di satelit Planet Saturnus, Enceladus -- di mana emisi uap bertekanan tinggi keluar dari celah-celah sempit di permukaannya.
"Kami memiliki banyak pertanyaan tentang mekanisme kerjanya," kata Dr Retherford. "Berapa ketebalan lapisan es? Apalah ada semacam danau atau kolam di bawahnya? Apakah retakan itu sedemikian dalam hingga mencapai deposit air di bawah permukaan. Kami tak tahu soal itu."
Tim mengatakan, sudah saatnya eksplorasi Europa menjadi prioritas.
Misi Mahal
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) telah membuat perencanaan awal misi Europa Clipper. Namun keterbatasan dana membuatnya tak bisa dilakukan dalam waktu dekat.
"Europa Clipper adalah misi yang sangat mahal karena harus didesain untuk waktu yang lama, satu tahun atau beberapa tahun, di lingkungan radioaktif sangat keras," kata Dr Green. Terutama untuk merancang alat atau satelit untuk dikirim ke dekat Europa. Kemungkinan terwujud mungkin dalam beberapa dekade mendatang.
Satu-satunya kesempatan untuk mempelajari semburan Europa kini bertumpu pada misi Juice yang akan dilakukan Badan Antariksa Eropa atau European Space Agency (ESA).
Satelit ESA punya dua kesempatan untuk terbang di dekat Europa pada 2030-an Jika beruntung, ia bisa cukup dekat mengamati semburannya. (Ein)

    POSTING KOMENTAR ANDA

    Gunakan Account Facebook atau Twitter Anda untuk Memberi Komentar

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar