Selasa, 15 Juli 2014

Mindo Rosalina Manulang



Dewan Pers Minta RRI Tak Takut Hadapi Teror  

SELASA, 15 JULI 2014 | 14:54 WIB
Dewan Pers Minta RRI Tak Takut Hadapi Teror   
Ekspresi pendukung pasangan Jokowi-JK saat mencukur gundul rambutnya usai pengumuman hasil Quick Count Pemilu Presiden 2014 di posko Relawan Keluarga Nusantara di Kuta, Bali, 9 Juli 2014. TEMPO/Johannes P. Christo
TEMPO.COJakarta - Anggota Dewan Pers, Stanley Adhi Prasetyo, berharap manajemen Radio Republik Indonesia (RRI) tak takut menghadapi teror setelah mengumumkan hasil hitung cepat (quick count) yang memenangkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. "Jangan kalah dengan teror. Koordinasi dengan aparat," kata Stanley ketika dihubungi Tempo, Selasa, 15 Juli 2014.

Stanley mengaku mendengar pihak RRI mendapat teror dan ancaman setelah merilis hasil hitung cepat mereka. (Baca: Kantor RRI Dijaga Polisi)

Dia juga mendapat informasi, akibat teror itu, lembaga penyiaran publik tersebut menghapus siaran hasil hitung cepat yang sebelumnya terpampang di laman RRI. Tak hanya itu, RRI juga menonaktikan akun Twitter @qcrri yang mencuitkan informasi seputar hasil hitung cepat. Stanley menyayangkan keputusan manajemen RRI tersebut. "Itu kesalahan. RRI itu seharusnya mewakili publik," tuturnya. (Baca: Alasan RRI Menutup Tayangan Hasil Hitung Cepatnya)

Meski demikian, Stanley belum mengetahui detail bentuk teror terhadap RRI karena belum bertemu langsung dengan manajemen. Dewan Pers, kata dia, sudah menghubungi Direktur RRIuntuk bertemu. "Tapi belum ada waktu yang pas," ujarnya.

Untuk mengatasi kisruh ini, Stanley meminta RRI memberi penjelasan ke publik mengenai tujuannya melakukan hitung cepat. "Tidak usah khawatir," tuturnya. (Baca: Gara-gara Hitung Cepat DPR Panggil RRI)

Dalam hitung cepat hasil pemilihan presiden, RRI mengunggulkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan perolehan suara 52,21 persen. Sedangkan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa hanya meraup 47,49 persen.

Keikutsertaan RRI dalam melakukan penghitungan cepat tersebut dikritik oleh sebagian kalangan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat. Padahal, saat pemilihan legislatif lalu, RRI juga menggelar hitung cepat dan tak ada yang mempermasalahkan. (Baca: RRI Dipanggil DPR, Netizen Serukan #SaveRRI)

LINDA TRIANITA

Terpopuler:Mubarok Beberkan 'Bom' Uang di Kongres Demokrat  Deddy Mizwar Diberi Dua Pilihan jika Main Sinetron  Hasil Pemilu Menurun, Ical Didesak Gelar Munas  BI: Jangan Kaget dengan Uang NKRI  Samsung Setop Bisnis dengan Pemasok Cina






XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX



http://profil.merdeka.com/indonesia/m/mindo-rosalina-manulang/


Mindo Rosalina Manulang
Foto:

Mindo Rosalina Manulang


Nama Lengkap : Mindo Rosalina Manulang
Alias : Rosa | Mindo Rosalina
Profesi : -
Agama : Katolik
Tempat Lahir : Dolok sanggul, Sumatera Utara
Tanggal Lahir : Minggu, 2 Februari 1975
Zodiac : Aquarius
Warga Negara : Indonesia

Suami : Lily
Anak : GabeBintang
BIOGRAFI
Mindo Rosalina Manulang atau perempuan yang biasa disapa Rosa awalnya hanya istri dan seorang ibu dari dua orang anak. Ia menikah dengan soerang pria bernama Lily ditahun 1998. Pernihakan itupun melahirkan dua anak yaitu Gabe dan bintang. Sebelum bergabung dengan perusahaan Nazaruddin, Rosa bekerja sebagai sales di sebuah perusahaan distributor peralatam kesehatan.
Namanya mulai mencuat saat dirinya tertangkap oleh KPK pada 21 April tahun lalu atas dugaan suap Wisma Atlet Sea Games XXVI Palembang. Fantastis jika dihadapkan pada kenyataan yang berbalikan dengan masa lalu. Rosa -begitu akrab ia disapa- sebelumnya hanyalah karyawan biasa bergaji dua juta per bulannya. Perkenalannya dengan Muhammad Nazarudin, pemilik perusahaan PT. Permai Group yang mengubah dunianya.
Saat itu pada Februari 2008, Rosa ditunjuk sebagai Manager Marketing oleh Nazaruddin, tersangka lain kasus suap Wisma Atlet Sea Games. Pekerjaan sehari-harinya menangani proyek-proyek besar sekelas pembangunan rumah sakit (Kemenkes), diklat (Kemenhub), dan proyek pembangunan Wisma Atlet (Kemenpora).
Dirinya ditangkap saat kasus suap tersebut tercium melalui hasil penyadapan yang dilakukan oleh tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Penyadapan yang dilakukan antara Dirut PT. Duta Graha Indah, Dudung dengan Manager Marketing PT. Duta Graha Indah, El-Idris itu terungkap ketika KPK berhasil mengumpulkan data-data terkait proyek yang dibicarakan dalam percakapan melalui sambungan telepon tersebut.
Penyadapan lanjutan dilakukan KPK antara El-Idris dengan Rosa yang saat itu menjabat sebagai Direktur Marketing PT. Anak Negeri yang kemudian menjadi rekanan PT. Duta Graha Indah.
Selanjutnya, setelah pengumpulan bukti selesai, KPK pun segera menetapkan Rosa sebagai tersangka dalam kasus korupsi wisma atlet. Sebagai terpidana kasus suap wisma atlet, Rosa diganjar hukuman dua tahun enam bulan penjara. Banyak nama yang terseret sebagai terpidana kasus suap wisma atlet yang lain. Salah satunya adalah mantan bos Rosa, Nazarudin dan anggota DPR-RI, Angelina Sondakh. Dalam persidangan Nazarudin, Rosa membeberkan banyak hal mengenai keterkaitan Nazarudin dan Angelina Sondakh pada proyek wisma atlet Sea Games.
Nazarudin sendiri terseret dalam kasus suap wisma atlet lantaran mantan kuasa hukum Rosa mengatakan sejumlah fakta baru yang sempat diceritakan oleh mantan kliennya. Kamarudin Simanjutak, mantan kuasa hukum Rosa, membeberkan adanya aliran dana yang mengalir. Mengetahui adanya sejumlah fakta baru, KPK segera memeriksa dugaan aliran dana pada proyek pembangunan wisma atlet. Setelah terkumpul cukup bukti yang menguatkan, mantan Bendahara Partai Demokrat, Muhammad Nazarudin akhirnya tertangkap KPK.

Riset dan analisa: Atiqoh Hasan
KARIR
  • Direktur Pemasaran PT. Anak Negeri
  • Direktur Marketing PT. Permai Group, 2008
  • Manager Marketing PT. Permai Group, Februari 2008
  • Sales di sebuah perusahaan distributor alat kesehatan
SOCIAL MEDIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar