Dokter Cantik yang dikejar-kejar Pasien
Rosa Rai Dokter Cantik yang dikejar-kejar Pasien
ROSA Rai Djalal, istri Dubes Indonesia
untuk AS Dino Patti Djalal, akhir-akhir ini menjadi perhatian publik, terutama
saat kunjungan Obama ke Indonesia sang dubes Dino menarik dengan keras
istrinya itu, daRosa Rai bersama suami Dino Patti Djalal
DOKTER gigi satu ini pintar, cantik, dan enak
sekali diajak ngobrol. Pantas saja, beberapa pasiennya sampai jatuh cinta dan
mengiriminya bunga setiap hari selama berbulan-bulan.
“Saya sampai bingung, setiap hari pasien saya itu mengirim
buket bunga besar-besar. Setiap hari, dia minta saya merawat giginya,” ujar
Rosa diikuti tawa renyah.
Terang saja Rosa tidak mau melayani pasien macam begini.
Suatu kali, Rosa bahkan minta petugas satpam di rumah sakit tempat dia bertugas
untuk mengawalnya dari kejaran pasien yang lagi kasmaran itu.
Di lain waktu, seorang bocah usia delapan tahun yang menjadi
pasiennya juga kepincut kecantikan Rosa. Setiap hari, bocah itu minta diantar
mamanya berobat ke Rosa. Setiap bertemu Rosa, bocah itu memandangnya lekat-lekat.
“Suatu ketika mama bocah itu bilang ke saya,”Bu dokter, anak
saya mungkin jatuh cinta sama ibu”. Saya tertawa. Kok bisa ya anak kecil jatuh
cinta,” tutur Rosa.
Itu kisah Rosa ketika masih bujangan dan praktik di Rumah
Sakit Mitra Internasional, Jatinegara, Jakarta. Sekarang, Bu Dokter Rosa telah
menjadi istri Dino Patti Djalal diplomat yang menjadi Juru Bicara Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono.
Apakah Dino juga jatuh cinta kepada Rosa setelah giginya dia
rawat ? Rosa tertawa mendengar pertanyaan itu. “Dino itu enggak pernah mau saya
periksa giginya.”
Katanya, “Nanti kamu ilfil (ilang feeling) sama saya”.
Padahal, gigi dia itu bagus lho,” kata Rosa ketika ditemui, Kamis (28/5) di
Rays International Dental Clinic di Jalan Brawijaya VIII Nomor 2, Jakarta Selatan.
Rosa bercerita, dia bertemu dengan Dino karena dikenalkan
temannya yang bekerja sebagai diplomat. Setelah satu bulan kenal, Rosa
langsung dilamar Dino. “Saya kaget juga, kok tiba-tiba dia ngajak nikah. Karena
dia serius, saya pun shalat minta petunjuk Allah. Akhirnya, hati saya mantap
untuk menikah dengan Dino. Kami menikah bulan Juli 2004 dengan saksi Pak SBY
(Presiden Susilo Bambang Yudhoyono).”
Dunia Rosa pun berubah. Sehari-hari, dia tidak lagi “hanya”
mengurusi gigi. Sebagai istri diplomat, dia harus bisa masuk ke dalam
pergaulan internasional. Hampir setiap hari, Rosa menghadiri acara jamuan
makan resmi yang diadakan diplomat dari negeri asing.
“Meski agak keblenger, saya tetap datang. Prinsipnya di
dunia diplomasi kan jika kamu mendatangi, kamu akan didatangi. Jadi
balas-balasan gitu,” tambahnya.
Bagaimana rasanya? “Ah, capek, tapi sangat menyenangkan.
Saya jadi punya banyak pengalaman dan teman,” katanya.
Rosa lulus dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia
pada Januari 1997. Dia memulai kariernya sebagai dokter gigi di Rumah Sakit
Mitra Internasional. Setelah itu, dia mengikuti program dokter pegawai tidak
tetap (PTT) di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, Jakarta, yang dapat dijangkau
perahu klotok selama lima jam dari Teluk Jakarta.
Perjalanan itu selalu dia kenang. Mengapa? Karena di dalam
perahu, orang secantik Rosa harus rela berdampingan dengan barang belanjaan
penumpang lain, mulai sayur-mayur, ayam, dan kambing. “Selama dua tahun saya
bolak-balik Jakarta-Pulau Kelapa. Pernah perahu yang saya tumpangi
diombang-ambing ombak setinggi tiga meter. Saya pikir mati deh,” katanya.
Seperti dokter di daerah terpencil lainnya, Rosa mendapat
pengalaman-pengalaman unik. Masyarakat di sana, katanya, menganggap semua
dokter, termasuk dokter gigi bisa menyembuhkan semua penyakit. “Kadang saya
harus membantu sunatan,” ujarnya sambil tertawa.
Hah, dokter gigi menyunat orang ? Modelnya bisa tak keruan?.
“Enggak, saya cuma bantu-bantu saja kok. Yang menyunat dokter lain. Kalau saya
yang menyunat, bisa gawat ha-ha-ha,” balas Rosa diikuti tawa berderai-derai.
Buat Rosa, pengalaman sebagai dokter PTT adalah pengalaman
penting dalam hidupnya. “Selama di Pulau Kelapa saya sadar, saya bukan
siapa-siapa. Saya juga merasakan makna kesetiakawanan dan rasa tolong-menolong
dalam wujud paling nyata.”
Saat ini, Rosa bersama tiga temannya mengelola Rays International
Dental Clinic yang melayani perawatan, rehabilitasi, dan kecantikan gigi.
“Kalau ingin punya gigi yang rapi dan senyum manis datang saja ke sini,” katanya
berpromosi.
Perempuan blasteran Bugis-Banten ini mengaku dirinya orang yang aktif. Tidak heran jika kegiatannya seabrek-abrek sejak masih lajang. Ketika duduk di bangku SMA, Rosa sempat terpilih sebagai anggota Paskibraka tahun 1990.
Perempuan blasteran Bugis-Banten ini mengaku dirinya orang yang aktif. Tidak heran jika kegiatannya seabrek-abrek sejak masih lajang. Ketika duduk di bangku SMA, Rosa sempat terpilih sebagai anggota Paskibraka tahun 1990.
Selepas SMA, dia mengikuti beberapa kontes kecantikan, seperti
pemilihan Abang-None Jakarta tahun 1993, Putri Indonesia tahun 1995, dan Miss
World University tahun 1995. Di ajang Abang-None Jakarta, dia menyabet Juara
III. Waktu itu juara satunya Maudy Koesnadi.
Di ajang Putri Indonesia, dia meraih Runner Up I dan di Miss
World University di Korea Selatan, Rosa masuk lima besar dunia model iklan.
Rosa mengaku, dirinya dididik ayahnya dengan bekal agama
yang kuat. “Sejak umur dua tahun, saya sudah diajar mengaji. Kalau salah baca,
tangan saya dipukul kayu kecil,” kenangnya.
Di sisi lain, dia merasa kedua orangtuanya sangat
demokratis. Mereka, kata Rosa, tidak pernah memaksa shalat atau belajar.
“Beliau cuma bilang, ’Kalau ingin masuk surga, kamu shalat. Kalau ingin
berhasil, belajar yang tekun’. Itu saya ikuti sampai sekarang.”
Karena sikap demokratis itulah, ayahnya tidak melarang Rosa
mengikuti kontes-kontes perempuan ayu. “Buat ayah saya, selama itu ada nilai kebaikannya,
saya boleh ikut,” tambah Rosa.
Pengalaman mengikuti kontes-kontes kecantikan itu, Rosa
rasakan manfaatnya ketika dia memasuki dunia diplomat. “Saya jadi lebih percaya
diri,” tambahnya. Sementara itu, gemblengan selama mengikuti karantina Paskibraka
membuat Rosa menjadi lebih disiplin.
“Semua ada manfaatnya Alhamdulillah, dunia saya sangat
berwarna. Ada dunia gigi, dunia istana, dunia diplomat, dunia kecantikan, dan
dunia Paskibraka,” ujar Rosa menutup bincang-bincang di siang yang gerah itu.
Profil Rosa Rai Djalal
n jabatan tangan yang lama dengan Presiden Barack Obama .
Rosa Rai Djalal
• Nama : Rosa Rai Djalal
• Lahir : Ujung Pandang, 5 Januari 1975
• Suami : Dino Patti Djalal
• Anak :
- Alexa Saraswati Djalal
- Keanu Dwibuwana Djalal – Chloe Ramadhanya Djalal
• Lahir : Ujung Pandang, 5 Januari 1975
• Suami : Dino Patti Djalal
• Anak :
- Alexa Saraswati Djalal
- Keanu Dwibuwana Djalal – Chloe Ramadhanya Djalal
• Pendidikan :
- Dokter
Gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1992-1997
- Esthetic
Dentistry New York University, AS, 2003-2004 – Program Magister Administrasi
Rumah Sakit, 2001-2003
• Karier :
- Dokter
Gigi di RS Mitra Internasional Jatinegara, Jakarta Timur, 1997-2007
- Dokter
Gigi di Puskesmas Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, 1999-2001
- Dokter
Gigi clan Pendiri Lokartha Dental Clinic, 2003-2008
- Dokter
Gigi dan Pendiri Rays International Dental Clinic, 2009
• Kegiatan :
- Pengurus
Mutumanikam Nusantara Indonesia
- Salah
satu pendiri Perhimpunan KebayakU
- Ketua
Yayasan AI Hamid yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial
- Dewan
Pengurus Indonesia Tersenyum
- Dharma
Wanita Deplu clan Istana
- Anggota
Modernisator Group
- Berpartisipasi
dalam Diplomatic Circle
• Pengalaman :
- Paskibraka
1990
- Abang
None Jakarta (Juara III)
- Putri
Indonesia 1995 (Runner Up I)
- Miss
World University (masuk lima besar dan terpilih sebagai Miss
Fashion).
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti
Djalal (kiri) didampingi istrinya usai memenuhi undangan Komite Konvensi Calon
Presiden Partai Demokrat di Wisma Kodel, Jakarta, Sabtu (24/8).
“ bener bener cantik dan sexy istri dari Dino nich
heheheheh... saya menidng pilih istrinya dari pada dinonya heheheh. “ / https://www.facebook.com/B.Wirayudha
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
http://inilampung.com/archives/5779
Capres RI Ngak Perlu Restu Amerika
INILAMPUNG.Com — Benarkah untuk bisa menjadi presiden di
Indonesia meski meminta restu Amerika Serikat sebagai negara adikuasa?
Benarkah, Amerika Serikat bisa menjadi penentu capres di Indonesia?
“Enggak perlu sama sekali. Itu adalah mitos terbesar,” kata
Dino saat berbincang dengan wartawan di Hotel Harmoni, Tasikmalaya, Jawa Barat,
Minggu (30/3).
Peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat, Dino Patti
Djalal menyebut bahwa calon presiden (capres) Indonesia mesti mendapat restu
dari Amerika Serikat (AS)–sebuah kebohongan, alias tidak benar. Dia menyebut
kabar itu hanya sebuah mitos yang tak bisa dibuktikan kebenarannya.
Dino yang diplomat itu melihat mitos tersebut seolah menjadi
gejala yang melekat di mata politikus Indonesia. Bahkan, isu tersebut juga
terdapat dalam pikiran masyarakat Indonesia.
Semasa menjabat sebagai diplomat, dirinya mengaku bahwa
pemerintah AS tidak terlalu ikut campur sistem demokrasi di negara lain.
Menurutnya, pemerintahan Barack Obama itu hanya ingin memastikan bahwa
demokrasi, terutama pemilu berjalan aman dan bebas.
“Mereka tahu kepekaan kita, tentu rakyat Indonesia akan
bereaksi,” pungkasnya.
Siapa Dino
Siapa Dino Patti Djalal, tentu banyak sudah orang mengetahuinya. Dia adalah duta besar yang kini mengikuti ajang konvensi calon presiden dari partai demokrat.
Siapa Dino Patti Djalal, tentu banyak sudah orang mengetahuinya. Dia adalah duta besar yang kini mengikuti ajang konvensi calon presiden dari partai demokrat.
- See more at: http://inilampung.com/archives/5779#sthash.nspud7Zr.dpuf
Dalam situs dinopattidjalal.com, diceritakan,
bahwa Dr Dino Patti Djalal adalah Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat,
seorang penulis pidato, pemuda aktivis, akademisi, dan penulis best seller
nasional.
Dia sebelumnya merupakan Staf Khusus Urusan Internasional
dan Juru Bicara Presiden untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono – posisi yang
telah diselenggarakan sejak Oktober 2004, dan diperpanjang ketika SBY terpilih
kembali oleh tanah longsor untuk masa jabatan kedua tahun 2009. Yang membuat Dr
Dino Patti Djalal jurubicara Presiden terpanjang melayani dalam sejarah modern
Indonesia.
Dr Dino Patti Djalal dilahirkan dalam sebuah keluarga
diplomatik pada 10 September 1965 di Beograd,Yugoslavia, anak kedua dari 3.
Bersaudara. Pengalaman lahir di negara yang tidak lagi ada (Yugoslavia)
berfungsi untuk mengingatkan dia tentang pentingnya tertinggi mempertahankan
persatuan nasional untuk multi-budaya Indonesia. Ayahnya, Profesor Hasjim
Djalal, adalah Duta Besar Indonesia untuk Kanada dan Jerman, dan pakar
internasional tentang hukum laut. Hasjim Djalal adalah tokoh kunci dalam
“kepulauan konsep”, inovasi hukum di wilayah laut yang secara dramatis – dan
damai – dikalikan wilayah kedaulatan teritorial Indonesia. Konsep kepulauan,
ditolak dan ditentang oleh kekuatan maritim ketika diumumkan oleh Indonesia
pada tahun 1957, sekarang merupakan bagian dari hukum internasional dan
didukung sepenuhnya oleh Konvensi PBB tentang Hukum Laut.
Sebagai pelajar, Dino Djalal sempat menjalani pendidikan
Islam (Muhammadiyah SD dan SMP Al Azhar Tinggi) dan pendidikan Barat – ia lulus
dari Maclean High School di Virginia pada tahun 1981 pada usia 15 tahun, dan
kemudian memperoleh gelar Bachelor’s Degree in Political Science dari Carleton
University (Ottawa, Kanada) dan gelar Master in Political Science dari Simon
Fraser University (British Columbia, Kanada).
Pada tahun 2000, ia menerima gelar Doktor dari London School
of Economics dan Ilmu Politik, setelah menyelesaikan dan mempertahankan tesis
mengenai diplomasi preventif di bawah pengawasan para ulama terkemuka di Asia
Tenggara almarhum Profesor Michael Leifer.
Dr Dino Patti Djalal bergabung dengan Departemen Luar Negeri
Indonesia pada tahun 1987. Dia telah diposting ke Dili, London dan Washington
DC, sebelum diangkat sebagai Direktur Urusan Amerika Utara (2002-2004). Dalam
tahun-tahun awal karirnya, sebagai asisten kepada Direktur Jenderal untuk
Urusan Politik Wiryono Sastrohandoyo, ia terlibat dalam konflik Kamboja,
penyelesaian konflik Moro di Filipina, Laut Cina Selatan sengketa, dan konflik
Timor Timur.
- See more at:
http://inilampung.com/archives/5779#sthash.nspud7Zr.dpuf
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
http://www.pemilu.com/berita/2013/09/biografi-dino-patti-djalal/
Biografi Dino Patti Djalal
Nama Lengkap : Dino Patti Djalal
Panggilan :
Agama : Islam
Tempat Lahir : Beograd,Yugoslavia
Tanggal Lahir : 10 September 1965
Zodiac :
Hobby :
Warga Negara : Indonesia
Biografi:
Dino Patti Djalal dilahirkan dalam sebuah keluarga
diplomatik. Ayahnya, Profesor Hasjim Djalal, adalah Duta Besar Indonesia untuk
Kanada dan Jerman, dan pakar internasional tentang hukum laut. Dino Djalal
sempat menjalani pendidikan Islam (Muhammadiyah SD dan SMP Al Azhar Tinggi) dan
pendidikan Barat – ia lulus dari Maclean High School di Virginia pada tahun
1981 pada usia 15 tahun, dan kemudian memperoleh gelar Bachelor’s Degree in
Political Science dari Carleton University (Ottawa, Kanada) dan gelar Master in
Political Science dari Simon Fraser University (British Columbia, Kanada).
Pada tahun 2000, ia menerima gelar Doktor dari London School
of Economics dan Ilmu Politik, setelah menyelesaikan dan mempertahankan tesis mengenai
diplomasi preventif di bawah pengawasan para ulama terkemuka di Asia Tenggara
almarhum Profesor Michael Leifer. Dino bergabung dengan Departemen Luar Negeri
Indonesia pada tahun 1987. Dia telah diposting ke Dili, London dan Washington
DC, sebelum diangkat sebagai Direktur Urusan Amerika Utara (2002-2004). Dalam
tahun-tahun awal karirnya, sebagai asisten kepada Direktur Jenderal untuk
Urusan Politik Wiryono Sastrohandoyo, ia terlibat dalam konflik Kamboja,
penyelesaian konflik Moro di Filipina, Laut Cina Selatan sengketa, dan konflik
Timor Timur.
Dino ditunjuk Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat,
seorang penulis pidato, pemuda aktivis, akademisi, dan penulis best seller
nasional. Dia sebelumnya merupakan Staf Khusus Urusan Internasional dan Juru
Bicara Presiden untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dia bersama Robert Scher dari Pentagon – adalah conceptor
dari “US-Indonesia Security Dialog”, konsultasi bilateral tahunan pada
masalah-masalah keamanan dan pertahanan sejak 2001, hingga saat ini.
Dino juga conceptor Kehutanan-11 yang melibatkan negara
hutan hujan tropis di Asia, Afrika dan Amerika Latin, untuk meningkatkan peran
kritis mereka sebagai bagian dari karbon global terhadap perubahan iklim. Dia
juga salah satu arsitek dari Global Inter-Media Dialog, sebuah proses yang
disponsori negara Indonesia dan Norwegia untuk mempromosikan kebebasan pers
serta toleransi agama dan budaya. Dia juga Sherpa Indonesia untuk G-8 Outreach
Summit pertemuan di Hokkaido, Jepang pada tahun 2008.
Dino Djalal menikah dengan Rosa Rai Djalal, dan mereka
diberkati dengan 3 anak-anak: Alexa, Keanu dan Chloe. Rosa adalah seorang
dokter gigi, lulusan Universitas Indonesia dan dilatih di Columbia University.
Dia juga menjalankan sebuah sekolah dasar yang memberikan pendidikan, bebas
biaya, kepada anak-anak dari keluarga miskin di Cilegon, Jawa Barat.
Pertengahan tahun ini, dia mempertimbangkan untuk mundur
dari jabatannya sebagai Duta Besar Amerika Serikat. Pengunduran dirinya
berkaitan dengan permintaan Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengikuti konvensi
calon presiden 2014.
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Selamat Datang di Twitter.
Jalin hubungan dengan teman Anda — dan orang menarik
lainnya. Dapatkan pembaruan aktual tentang hal yang Anda minati. Dan saksikan
peristiwa yang sedang berkembang, secara aktual, dari berbagai sudut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar