Selasa, 08 Juli 2014

ROSA Rai Djalal, istri Dubes Indonesia untuk AS Dino Patti Djalal



Dokter Cantik yang dikejar-kejar Pasien
Rosa Rai Dokter Cantik yang dikejar-kejar Pasien

ROSA Rai Djalal, istri Dubes Indonesia untuk AS Dino Patti Djalal, akhir-akhir ini menjadi perhatian publik, terutama saat kunjungan Obama ke Indonesia sang dubes Dino menarik dengan keras istrinya itu, daRosa Rai bersama suami Dino Patti Djalal
DOKTER gigi satu ini pintar, cantik, dan enak sekali diajak ngobrol. Pantas saja, beberapa pasiennya sampai jatuh cinta dan mengiriminya bunga setiap hari selama berbulan-bulan.
“Saya sampai bingung, setiap hari pasien saya itu me­ngirim buket bunga besar-besar. Setiap hari, dia minta saya merawat giginya,” ujar Rosa diikuti tawa renyah.
Terang saja Rosa tidak mau melayani pasien macam begini. Suatu kali, Rosa bahkan minta petugas satpam di rumah sakit tempat dia bertugas untuk mengawalnya dari kejaran pasien yang lagi kasmaran itu.
Di lain waktu, seorang bocah usia delapan tahun yang menjadi pasiennya juga kepincut kecan­tikan Rosa. Setiap hari, bocah itu minta diantar mamanya berobat ke Rosa. Setiap bertemu Rosa, bocah itu memandangnya le­kat-lekat.
“Suatu ketika mama bocah itu bilang ke saya,”Bu dokter, anak saya mungkin jatuh cinta sama ibu”. Saya tertawa. Kok bisa ya anak kecil jatuh cinta,” tutur Ro­sa.
Itu kisah Rosa ketika masih bujangan dan praktik di Rumah Sakit Mitra Internasional, Jati­negara, Jakarta. Sekarang, Bu Dokter Rosa telah menjadi istri Dino Patti Djalal diplomat yang menjadi Juru Bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Apakah Dino juga jatuh cinta kepada Rosa setelah giginya dia rawat ? Rosa tertawa mendengar pertanyaan itu. “Dino itu enggak pernah mau saya periksa giginya.”
Katanya, “Nanti kamu ilfil (ilang feeling) sama saya”. Padahal, gigi dia itu bagus lho,” kata Rosa ketika ditemui, Kamis (28/5) di Rays International Dental Clinic di Jalan Brawijaya VIII Nomor 2, Jakarta Selatan.
Rosa bercerita, dia bertemu dengan Dino karena dikenalkan temannya yang bekerja sebagai diplomat. Setelah satu bulan ke­nal, Rosa langsung dilamar Dino. “Saya kaget juga, kok tiba-tiba dia ngajak nikah. Karena dia serius, saya pun shalat minta petunjuk Allah. Akhirnya, hati saya mantap untuk menikah dengan Dino. Ka­mi menikah bulan Juli 2004 de­ngan saksi Pak SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono).”
Dunia Rosa pun berubah. Se­hari-hari, dia tidak lagi “hanya” mengurusi gigi. Sebagai istri dip­lomat, dia harus bisa masuk ke dalam pergaulan internasional. Hampir setiap hari, Rosa meng­hadiri acara jamuan makan resmi yang diadakan diplomat dari ne­geri asing.
“Meski agak keblenger, saya tetap datang. Prinsipnya di dunia diplomasi kan jika kamu men­datangi, kamu akan didatangi. Ja­di balas-balasan gitu,” tambah­nya.
Bagaimana rasanya? “Ah, ca­pek, tapi sangat menyenangkan. Saya jadi punya banyak peng­alaman dan teman,” katanya.
Rosa lulus dari Fakultas Ke­dokteran Gigi Universitas Indo­nesia pada Januari 1997. Dia me­mulai kariernya sebagai dokter gigi di Rumah Sakit Mitra In­ternasional. Setelah itu, dia mengikuti program dokter pe­gawai tidak tetap (PTT) di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, Ja­karta, yang dapat dijangkau pe­rahu klotok selama lima jam dari Teluk Jakarta.
Perjalanan itu selalu dia ke­nang. Mengapa? Karena di dalam perahu, orang secantik Rosa ha­rus rela berdampingan dengan barang belanjaan penumpang la­in, mulai sayur-mayur, ayam, dan kambing. “Selama dua tahun saya bolak-balik Jakarta-Pulau Kela­pa. Pernah perahu yang saya tumpangi diombang-ambing om­bak setinggi tiga meter. Saya pikir mati deh,” katanya.
Seperti dokter di daerah ter­pencil lainnya, Rosa mendapat pengalaman-pengalaman unik. Masyarakat di sana, katanya, menganggap semua dokter, ter­masuk dokter gigi bisa me­nyembuhkan semua penyakit. “Kadang saya harus membantu sunatan,” ujarnya sambil tertawa.
Hah, dokter gigi menyunat orang ? Modelnya bisa tak ke­ruan?. “Enggak, saya cuma ban­tu-bantu saja kok. Yang menyunat dokter lain. Kalau saya yang menyunat, bisa gawat ha-ha-ha,” balas Rosa diikuti tawa berde­rai-derai.
Buat Rosa, pengalaman seba­gai dokter PTT adalah penga­laman penting dalam hidupnya. “Selama di Pulau Kelapa saya sadar, saya bukan siapa-siapa. Sa­ya juga merasakan makna ke­setiakawanan dan rasa to­long-menolong dalam wujud paling nyata.”
Saat ini, Rosa bersama tiga temannya mengelola Rays In­ternational Dental Clinic yang melayani perawatan, rehabilitasi, dan kecantikan gigi. “Kalau ingin punya gigi yang rapi dan senyum manis datang saja ke sini,” ka­tanya berpromosi.

Perempuan blasteran Bu­gis-Banten ini mengaku dirinya orang yang aktif. Tidak heran jika kegiatannya seabrek-abrek sejak masih lajang. Ketika duduk di bangku SMA, Rosa sempat ter­pilih sebagai anggota Paskibraka tahun 1990.
Selepas SMA, dia mengikuti beberapa kontes kecantikan, se­perti pemilihan Abang-None Ja­karta tahun 1993, Putri Indonesia tahun 1995, dan Miss World Uni­versity tahun 1995. Di ajang Abang-None Jakarta, dia menya­bet Juara III. Waktu itu juara satunya Maudy Koesnadi.
Di ajang Putri Indonesia, dia meraih Runner Up I dan di Miss World University di Korea Se­latan, Rosa masuk lima besar dunia model iklan.
Rosa mengaku, dirinya dididik ayahnya dengan bekal agama yang kuat. “Sejak umur dua ta­hun, saya sudah diajar mengaji. Kalau salah baca, tangan saya dipukul kayu kecil,” kenang­nya.
Di sisi lain, dia merasa kedua orangtuanya sangat demokratis. Mereka, kata Rosa, tidak pernah memaksa shalat atau belajar. “Beliau cuma bilang, ’Kalau ingin masuk surga, kamu shalat. Kalau ingin berhasil, belajar yang te­kun’. Itu saya ikuti sampai se­karang.”
Karena sikap demokratis itu­lah, ayahnya tidak melarang Rosa mengikuti kontes-kontes perempuan ayu. “Buat ayah saya, selama itu ada nilai ke­baikannya, saya boleh ikut,” tam­bah Rosa.
Pengalaman mengikuti kon­tes-kontes kecantikan itu, Rosa rasakan manfaatnya ketika dia memasuki dunia diplomat. “Saya jadi lebih percaya diri,” tambah­nya. Sementara itu, gemblengan selama mengikuti karantina Pas­kibraka membuat Rosa menjadi lebih disiplin.
“Semua ada manfaatnya Al­hamdulillah, dunia saya sangat berwarna. Ada dunia gigi, dunia istana, dunia diplomat, dunia ke­cantikan, dan dunia Paskibraka,” ujar Rosa menutup bincang-bin­cang di siang yang gerah itu.
Profil Rosa Rai Djalal
n jabatan tangan yang lama dengan Presiden Barack Obama .
Rosa Rai Djalal
• Nama : Rosa Rai Djalal
• Lahir : Ujung Pandang, 5 Januari 1975
• Suami : Dino Patti Djalal
• Anak :
- Alexa Saraswati Djalal
- Keanu Dwibuwana Djalal – Chloe Ramadhanya Djalal
• Pendidikan :
  • Dokter Gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1992-1997
  • Esthetic Dentistry New York University, AS, 2003-2004 – Program Magister Adminis­trasi Rumah Sakit, 2001-2003
• Karier :
  • Dokter Gigi di RS Mitra In­ternasional Jatinegara, Ja­karta Timur, 1997-2007
  • Dokter Gigi di Puskesmas Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, 1999-2001
  • Dokter Gigi clan Pendiri Lo­kartha Dental Clinic, 2003-2008
  • Dokter Gigi dan Pendiri Rays International Dental Clinic, 2009
• Kegiatan :
  • Pengurus Mutumanikam Nusantara Indonesia
  • Salah satu pendiri Perhim­punan KebayakU
  • Ketua Yayasan AI Hamid yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial
  • Dewan Pengurus Indonesia Tersenyum
  • Dharma Wanita Deplu clan Istana
  • Anggota Modernisator Group
  • Berpartisipasi dalam Diplo­matic Circle
• Pengalaman :
  • Paskibraka 1990
  • Abang None Jakarta (Juara III)
  • Putri Indonesia 1995 (Run­ner Up I)
  • Miss World University (masuk lima besar dan terpilih sebagai Miss Fashion). 

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal (kiri) didampingi istrinya usai memenuhi undangan Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat di Wisma Kodel, Jakarta, Sabtu (24/8).
“ bener bener cantik dan sexy istri dari Dino nich heheheheh... saya menidng pilih istrinya dari pada dinonya heheheh. “ / https://www.facebook.com/B.Wirayudha
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
http://inilampung.com/archives/5779
Capres RI Ngak Perlu Restu Amerika
INILAMPUNG.Com — Benarkah untuk bisa menjadi presiden di Indonesia meski meminta restu Amerika Serikat sebagai negara adikuasa? Benarkah, Amerika Serikat bisa menjadi penentu capres di Indonesia?
“Enggak perlu sama sekali. Itu adalah mitos terbesar,” kata Dino saat berbincang dengan wartawan di Hotel Harmoni, Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (30/3).
Peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat, Dino Patti Djalal menyebut bahwa calon presiden (capres) Indonesia mesti mendapat restu dari Amerika Serikat (AS)–sebuah kebohongan, alias tidak benar. Dia menyebut kabar itu hanya sebuah mitos yang tak bisa dibuktikan kebenarannya.
Dino yang diplomat itu melihat mitos tersebut seolah menjadi gejala yang melekat di mata politikus Indonesia. Bahkan, isu tersebut juga terdapat dalam pikiran masyarakat Indonesia.
Semasa menjabat sebagai diplomat, dirinya mengaku bahwa pemerintah AS tidak terlalu ikut campur sistem demokrasi di negara lain. Menurutnya, pemerintahan Barack Obama itu hanya ingin memastikan bahwa demokrasi, terutama pemilu berjalan aman dan bebas.
“Mereka tahu kepekaan kita, tentu rakyat Indonesia akan bereaksi,” pungkasnya.
Siapa Dino
Siapa Dino Patti Djalal, tentu banyak sudah orang mengetahuinya. Dia adalah duta besar yang kini mengikuti ajang konvensi calon presiden dari partai demokrat.
Dalam situs dinopattidjalal.com, diceritakan, bahwa Dr Dino Patti Djalal adalah Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, seorang penulis pidato, pemuda aktivis, akademisi, dan penulis best seller nasional.
Dia sebelumnya merupakan Staf Khusus Urusan Internasional dan Juru Bicara Presiden untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono – posisi yang telah diselenggarakan sejak Oktober 2004, dan diperpanjang ketika SBY terpilih kembali oleh tanah longsor untuk masa jabatan kedua tahun 2009. Yang membuat Dr Dino Patti Djalal jurubicara Presiden terpanjang melayani dalam sejarah modern Indonesia.
Dr Dino Patti Djalal dilahirkan dalam sebuah keluarga diplomatik pada 10 September 1965 di Beograd,Yugoslavia, anak kedua dari 3. Bersaudara. Pengalaman lahir di negara yang tidak lagi ada (Yugoslavia) berfungsi untuk mengingatkan dia tentang pentingnya tertinggi mempertahankan persatuan nasional untuk multi-budaya Indonesia. Ayahnya, Profesor Hasjim Djalal, adalah Duta Besar Indonesia untuk Kanada dan Jerman, dan pakar internasional tentang hukum laut. Hasjim Djalal adalah tokoh kunci dalam “kepulauan konsep”, inovasi hukum di wilayah laut yang secara dramatis – dan damai – dikalikan wilayah kedaulatan teritorial Indonesia. Konsep kepulauan, ditolak dan ditentang oleh kekuatan maritim ketika diumumkan oleh Indonesia pada tahun 1957, sekarang merupakan bagian dari hukum internasional dan didukung sepenuhnya oleh Konvensi PBB tentang Hukum Laut.
Sebagai pelajar, Dino Djalal sempat menjalani pendidikan Islam (Muhammadiyah SD dan SMP Al Azhar Tinggi) dan pendidikan Barat – ia lulus dari Maclean High School di Virginia pada tahun 1981 pada usia 15 tahun, dan kemudian memperoleh gelar Bachelor’s Degree in Political Science dari Carleton University (Ottawa, Kanada) dan gelar Master in Political Science dari Simon Fraser University (British Columbia, Kanada).
Pada tahun 2000, ia menerima gelar Doktor dari London School of Economics dan Ilmu Politik, setelah menyelesaikan dan mempertahankan tesis mengenai diplomasi preventif di bawah pengawasan para ulama terkemuka di Asia Tenggara almarhum Profesor Michael Leifer.
Dr Dino Patti Djalal bergabung dengan Departemen Luar Negeri Indonesia pada tahun 1987. Dia telah diposting ke Dili, London dan Washington DC, sebelum diangkat sebagai Direktur Urusan Amerika Utara (2002-2004). Dalam tahun-tahun awal karirnya, sebagai asisten kepada Direktur Jenderal untuk Urusan Politik Wiryono Sastrohandoyo, ia terlibat dalam konflik Kamboja, penyelesaian konflik Moro di Filipina, Laut Cina Selatan sengketa, dan konflik Timor Timur.
- See more at: http://inilampung.com/archives/5779#sthash.nspud7Zr.dpuf
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
http://www.pemilu.com/berita/2013/09/biografi-dino-patti-djalal/
Biografi Dino Patti Djalal
Posted by: Rosa Wati in Berita 21 September 2013 0 1,520 Views
Nama Lengkap :  Dino Patti Djalal
Panggilan :
Agama : Islam
Tempat Lahir : Beograd,Yugoslavia
Tanggal Lahir : 10 September 1965
Zodiac :
Hobby :
Warga Negara : Indonesia
Biografi:
Dino Patti Djalal dilahirkan dalam sebuah keluarga diplomatik. Ayahnya, Profesor Hasjim Djalal, adalah Duta Besar Indonesia untuk Kanada dan Jerman, dan pakar internasional tentang hukum laut. Dino Djalal sempat menjalani pendidikan Islam (Muhammadiyah SD dan SMP Al Azhar Tinggi) dan pendidikan Barat – ia lulus dari Maclean High School di Virginia pada tahun 1981 pada usia 15 tahun, dan kemudian memperoleh gelar Bachelor’s Degree in Political Science dari Carleton University (Ottawa, Kanada) dan gelar Master in Political Science dari Simon Fraser University (British Columbia, Kanada).
Pada tahun 2000, ia menerima gelar Doktor dari London School of Economics dan Ilmu Politik, setelah menyelesaikan dan mempertahankan tesis mengenai diplomasi preventif di bawah pengawasan para ulama terkemuka di Asia Tenggara almarhum Profesor Michael Leifer. Dino bergabung dengan Departemen Luar Negeri Indonesia pada tahun 1987. Dia telah diposting ke Dili, London dan Washington DC, sebelum diangkat sebagai Direktur Urusan Amerika Utara (2002-2004). Dalam tahun-tahun awal karirnya, sebagai asisten kepada Direktur Jenderal untuk Urusan Politik Wiryono Sastrohandoyo, ia terlibat dalam konflik Kamboja, penyelesaian konflik Moro di Filipina, Laut Cina Selatan sengketa, dan konflik Timor Timur.
Dino ditunjuk Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, seorang penulis pidato, pemuda aktivis, akademisi, dan penulis best seller nasional. Dia sebelumnya merupakan Staf Khusus Urusan Internasional dan Juru Bicara Presiden untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dia bersama Robert Scher dari Pentagon – adalah conceptor dari “US-Indonesia Security Dialog”, konsultasi bilateral tahunan pada masalah-masalah keamanan dan pertahanan sejak 2001, hingga saat ini.
Dino juga conceptor Kehutanan-11 yang melibatkan negara hutan hujan tropis di Asia, Afrika dan Amerika Latin, untuk meningkatkan peran kritis mereka sebagai bagian dari karbon global terhadap perubahan iklim. Dia juga salah satu arsitek dari Global Inter-Media Dialog, sebuah proses yang disponsori negara Indonesia dan Norwegia untuk mempromosikan kebebasan pers serta toleransi agama dan budaya. Dia juga Sherpa Indonesia untuk G-8 Outreach Summit pertemuan di Hokkaido, Jepang pada tahun 2008.
Dino Djalal menikah dengan Rosa Rai Djalal, dan mereka diberkati dengan 3 anak-anak: Alexa, Keanu dan Chloe. Rosa adalah seorang dokter gigi, lulusan Universitas Indonesia dan dilatih di Columbia University. Dia juga menjalankan sebuah sekolah dasar yang memberikan pendidikan, bebas biaya, kepada anak-anak dari keluarga miskin di Cilegon, Jawa Barat.
Pertengahan tahun ini, dia mempertimbangkan untuk mundur dari jabatannya sebagai Duta Besar Amerika Serikat. Pengunduran dirinya berkaitan dengan permintaan Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengikuti konvensi calon presiden 2014.
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Selamat Datang di Twitter.

Jalin hubungan dengan teman Anda — dan orang menarik lainnya. Dapatkan pembaruan aktual tentang hal yang Anda minati. Dan saksikan peristiwa yang sedang berkembang, secara aktual, dari berbagai sudut.































Tidak ada komentar:

Posting Komentar