Pemuas syahwat dalam hunian bertingkat
Berita Terkait
Merdeka.com - Seorang lelaki pekan lalu mondar mandir di depan toko serba ada Alfamart di Menara Tulip, kompleks apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan. Dia tak lain anak buah suruhan mucikari. Dia bertugas menemui pelanggan ingin memakai layanan anak buah mucikari.
Di sanalah transaksi buat mendapat jasa layanan ranjang ini berjalan mulus, aman, dan cepat. Sang mucikari mengatur semuanya lewat telepon seluler. Dari mulai memilih perempuan, berbagi foto, jenis warna kulit, sampai tarif. Pelanggan harus menyetorkan uang muka tanda jadi melalui rekening mucikari. Sisanya dibayarkan langsung ke pelacur.
Di sanalah transaksi buat mendapat jasa layanan ranjang ini berjalan mulus, aman, dan cepat. Sang mucikari mengatur semuanya lewat telepon seluler. Dari mulai memilih perempuan, berbagi foto, jenis warna kulit, sampai tarif. Pelanggan harus menyetorkan uang muka tanda jadi melalui rekening mucikari. Sisanya dibayarkan langsung ke pelacur.
"Minimal uang muka 200k kirimnya ke BCA 8105199xxx. Tersedia empat wanita, dua sudah dipesan, sisanya masih kosong," kata sang mucikari kepada merdeka.com melalui pesan BlackBerry pekan lalu. Dia mengirim pula foto pose seksi gadis lengkap dengan ukuran bra.
Mami juga menanyakan ciri-ciri pelanggan. Seperti warna pakaian agar bisa dijemput anak buahnya di lokasi. Akses masuk keamanan apartemen memang terbilang tinggi. Akses keluar masuk mesti menggunakan kartu chip khusus penghuni. Otomatis jika bukan penghuni, sulit bisa keluar masuk ke unit-unit apartemen.
Setelah menunggu sekitar seperempat jam, seorang lelaki berusia 30-an tahun berlogat Sunda terlihat bolak balik sambil mencari ciri ciri pelanggan melalui arahan majikannya. "Uang mukanya sudah dikirim? Tunggu di situ sebentar yah, di depan Alfa kan," tanya mami melalui pesan BlackBerry.
Pelanggan cukup menunjukkan bukti foto slip transaksi bank elektronik sebelum anak buah mami menghampiri. "Mas janjian sama teteh (mucikari)?" tanya lelaki itu.
Pria berkaus putih dengan tulisan nakal itu mengajak masuk sebuah menara sampai ke lantai 18. Untuk sampai ke sana melewati lapangan serbaguna dan kolam renang apartemen. Untuk mengantar ke unit ada upah fulus rokok seikhlasnya dari pelanggan.
"Berapa aja Mas, nggak apa apa. Terima kasih sebelumnya," ujarnya. Dia juga memegang kunci unit. Selesai mengantar cuma di dalam kamar tersisa pelanggan dan pelacur dengan syahwat memuncak. Sedangkan anak buah mami mengunci unit dari luar sembari pergi.
Di dalam unit seorang pelacur sudah menunggu sambil mengisap sebatang rokok putih seraya mengumbar senyum. Keduanya tinggal berbalas nafsu di dalam unit apartemen.
Mami juga menanyakan ciri-ciri pelanggan. Seperti warna pakaian agar bisa dijemput anak buahnya di lokasi. Akses masuk keamanan apartemen memang terbilang tinggi. Akses keluar masuk mesti menggunakan kartu chip khusus penghuni. Otomatis jika bukan penghuni, sulit bisa keluar masuk ke unit-unit apartemen.
Setelah menunggu sekitar seperempat jam, seorang lelaki berusia 30-an tahun berlogat Sunda terlihat bolak balik sambil mencari ciri ciri pelanggan melalui arahan majikannya. "Uang mukanya sudah dikirim? Tunggu di situ sebentar yah, di depan Alfa kan," tanya mami melalui pesan BlackBerry.
Pelanggan cukup menunjukkan bukti foto slip transaksi bank elektronik sebelum anak buah mami menghampiri. "Mas janjian sama teteh (mucikari)?" tanya lelaki itu.
Pria berkaus putih dengan tulisan nakal itu mengajak masuk sebuah menara sampai ke lantai 18. Untuk sampai ke sana melewati lapangan serbaguna dan kolam renang apartemen. Untuk mengantar ke unit ada upah fulus rokok seikhlasnya dari pelanggan.
"Berapa aja Mas, nggak apa apa. Terima kasih sebelumnya," ujarnya. Dia juga memegang kunci unit. Selesai mengantar cuma di dalam kamar tersisa pelanggan dan pelacur dengan syahwat memuncak. Sedangkan anak buah mami mengunci unit dari luar sembari pergi.
Di dalam unit seorang pelacur sudah menunggu sambil mengisap sebatang rokok putih seraya mengumbar senyum. Keduanya tinggal berbalas nafsu di dalam unit apartemen.
Santapan sehabis makan siang
Ilustrasi Prostitusi. ©2014 Merdeka.com
Berita Terkait
Merdeka.com - Asap rokok sudah memenuhi ruangan dalam sebuah unit apartemen berjenis studio di Kalibata city, Jakarta Selatan. Seorang pelacur bersetelan baju dada rendah dan celana sepaha tengah duduk di atas ranjang besar menunggu pria hidung belang berkemeja rapih.
Ruangan berukuran 7x4 meter itu memang terbilang nyaman. Untuk menambah suasana intim, kertas tembok motif polkadot berwarna merah marun melapisi seluruh dinding. Di seberang ranjang menempel televisi berukuran 64 inchi menampilkan tayangan berbayar. Lalu untuk menyegarkan tubuh tersedia kamar mandi lengkap dengan pancuran dan lemari pendingin satu pintu berisi berbagai macam minuman ringan.
Si pelacur, sebut saja Neng, mengaku baru sepekan hijrah ke Jakarta. Sebab sejak awal Ramadan tempat tempat lamanya bekerja di sebuah karaoke di Jalan Kepatihan, Bandung, Jawa Barat, tutup."Baru masuk seminggu, pertama kencan ke daerah Mangga Besar temuin mami, abis itu langsung ke sini (apartemen)," kata perempuan 23 tahun itu kepada merdeka.com pekan lalu.
Menurut wanita asli Bandung ini, melacurkan di Jakarta lebih banyak memperoleh fulus ketimbang di kota kembang. Perbandingan bisa mencapai dua kali lipat, berbanding lurus dengan tempat dan lamanya. Menjual layanan syahwat di apartemen bisa mendapat minimal lima pelanggan sehari.
"Sebelum lebaran pulang, nggak tahu mau balik lagi apa nggak, masih bingung," ujar anda beranak satu ini. "Di sini duitnya enak, tapi kangen keluarga di Bandung."
Kebanyakan pelanggan sudah mengantre saban hari. Apalagi sehabis waktu makan siang, para pria berkemeja menghabiskan waktu tak sampai sepertiga jam buat melepas ketegangan. "Nggak lama, 15 menit keluar, orang kantor," tuturnya sembari tertawa.
Untuk sekali eksekusi, pelanggan diberi waktu maksimal sejam. Selesai tidak selesai, anak buah mami menyerobot masuk ke unit apartemen untuk mengakhiri permainan.
Di apartemen Kalibata City, mucikari mempunyai lima unit di berbagai menara. Satu unit sebagai hunian, empat lainnya dijadikan tempat eksekusi para pelanggan. "Di menara Tulip, Raflesia, semuanya ada di sini,' kata Neng.
Lokasi apartemen Kalibata City memang strategis, Para pelacur cukup menunggu di ranjang, pembagiannya hampir setengah buat pelacur dan sisanya sewa tempat buat mucikari.
Di wilayah Ibu Kota dengan segudang urusan, layanan syahwat di apartemen bisa menjadi pilihan buat melepas ketegangan.
Ruangan berukuran 7x4 meter itu memang terbilang nyaman. Untuk menambah suasana intim, kertas tembok motif polkadot berwarna merah marun melapisi seluruh dinding. Di seberang ranjang menempel televisi berukuran 64 inchi menampilkan tayangan berbayar. Lalu untuk menyegarkan tubuh tersedia kamar mandi lengkap dengan pancuran dan lemari pendingin satu pintu berisi berbagai macam minuman ringan.
Si pelacur, sebut saja Neng, mengaku baru sepekan hijrah ke Jakarta. Sebab sejak awal Ramadan tempat tempat lamanya bekerja di sebuah karaoke di Jalan Kepatihan, Bandung, Jawa Barat, tutup."Baru masuk seminggu, pertama kencan ke daerah Mangga Besar temuin mami, abis itu langsung ke sini (apartemen)," kata perempuan 23 tahun itu kepada merdeka.com pekan lalu.
Menurut wanita asli Bandung ini, melacurkan di Jakarta lebih banyak memperoleh fulus ketimbang di kota kembang. Perbandingan bisa mencapai dua kali lipat, berbanding lurus dengan tempat dan lamanya. Menjual layanan syahwat di apartemen bisa mendapat minimal lima pelanggan sehari.
"Sebelum lebaran pulang, nggak tahu mau balik lagi apa nggak, masih bingung," ujar anda beranak satu ini. "Di sini duitnya enak, tapi kangen keluarga di Bandung."
Kebanyakan pelanggan sudah mengantre saban hari. Apalagi sehabis waktu makan siang, para pria berkemeja menghabiskan waktu tak sampai sepertiga jam buat melepas ketegangan. "Nggak lama, 15 menit keluar, orang kantor," tuturnya sembari tertawa.
Untuk sekali eksekusi, pelanggan diberi waktu maksimal sejam. Selesai tidak selesai, anak buah mami menyerobot masuk ke unit apartemen untuk mengakhiri permainan.
Di apartemen Kalibata City, mucikari mempunyai lima unit di berbagai menara. Satu unit sebagai hunian, empat lainnya dijadikan tempat eksekusi para pelanggan. "Di menara Tulip, Raflesia, semuanya ada di sini,' kata Neng.
Lokasi apartemen Kalibata City memang strategis, Para pelacur cukup menunggu di ranjang, pembagiannya hampir setengah buat pelacur dan sisanya sewa tempat buat mucikari.
Di wilayah Ibu Kota dengan segudang urusan, layanan syahwat di apartemen bisa menjadi pilihan buat melepas ketegangan.
Neng, mojang murahan asal Bandung
Ilustrasi Prostitusi. ©2014 Merdeka.com
Berita Terkait
Merdeka.com - Senyumnya merayu nakal. Bicaranya lemah lembut kepada seorang pria hidung belang baru berjumpa dengannya di sebuah unit apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan. Berlogat Sunda kental, sebut saja Neng, mampu menaklukkan Jakarta dengan bermodalkan birahi.
Neng menggeluti dunia maksiat sudah dilakoni sejak masih berseragam putih abu-abu. Dia dikeluarkan dari bangku sekolah karena melawan guru bimbingan dan penyuluhan. Dari pada menikmati dunia malam tanpa hasil, dia memilih terjun ke bisnis nafsu birahi. "Dari kelas dua, Neng langsung kerja di karaoke. Dari situ sudah terima tamu," katanya kepada merdeka.com di Jakarta pekan lalu.
Janda berkulit hitam eksotis ini mengaku akan kembali lagi setelah hari raya nanti. Dia telah memiliki satu anak berusia tiga tahun kini diurus ibunya. "Kalau cewek mojang mahal, tapi kalau di Jakarta jadi murah," ujarnya berkelakar.
Perempuan kelahiran 1993 ini sekarang harus mudik ke kampung halamannya untuk berlebaran. Sehabis itu dia kembali mengadu nasib di Ibu Kota. Menjadi pemuas syahwat di apartemen menjadi pilihannya menghidupi keluarga dan anak semata wayangnya.
Di lain tempat, Mats sebut saja, karyawan perusahaan asuransi, mengaku sering menggunakan layanan syahwat di apartemen sejak tahun lalu. Dia tahu soal itu lewat kabar dari mulut ke mulut di tempat dia bekerja. "Enak Mas, tempatnya aman. Cepat, habis makan siang semangat lagi kerjanya," tuturnya.
Pria asli Jakarta ini sudah sering berpindah dari satu apartemen ke apartemen lain. Rata rata setiap apartemen memiliki fasilitas unggulan ditawarkan para pelacur. "Ada bisa ekstra pijat, spa, atau sauna. Semua punya paket penawaran, hampir seluruh apartemen ada kok," kata lelaki 42 tahun ini.
Neng menggeluti dunia maksiat sudah dilakoni sejak masih berseragam putih abu-abu. Dia dikeluarkan dari bangku sekolah karena melawan guru bimbingan dan penyuluhan. Dari pada menikmati dunia malam tanpa hasil, dia memilih terjun ke bisnis nafsu birahi. "Dari kelas dua, Neng langsung kerja di karaoke. Dari situ sudah terima tamu," katanya kepada merdeka.com di Jakarta pekan lalu.
Janda berkulit hitam eksotis ini mengaku akan kembali lagi setelah hari raya nanti. Dia telah memiliki satu anak berusia tiga tahun kini diurus ibunya. "Kalau cewek mojang mahal, tapi kalau di Jakarta jadi murah," ujarnya berkelakar.
Perempuan kelahiran 1993 ini sekarang harus mudik ke kampung halamannya untuk berlebaran. Sehabis itu dia kembali mengadu nasib di Ibu Kota. Menjadi pemuas syahwat di apartemen menjadi pilihannya menghidupi keluarga dan anak semata wayangnya.
Di lain tempat, Mats sebut saja, karyawan perusahaan asuransi, mengaku sering menggunakan layanan syahwat di apartemen sejak tahun lalu. Dia tahu soal itu lewat kabar dari mulut ke mulut di tempat dia bekerja. "Enak Mas, tempatnya aman. Cepat, habis makan siang semangat lagi kerjanya," tuturnya.
Pria asli Jakarta ini sudah sering berpindah dari satu apartemen ke apartemen lain. Rata rata setiap apartemen memiliki fasilitas unggulan ditawarkan para pelacur. "Ada bisa ekstra pijat, spa, atau sauna. Semua punya paket penawaran, hampir seluruh apartemen ada kok," kata lelaki 42 tahun ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar